Denpasar, Dewata News. Com - Untuk menangani persoalan sampah secara lebih komprehensif, Bali menjalin kerjasama dengan Kota Osaki, Kagoshima, Jepang. Kerjasama yang dibiayai program JICA ini memberi kesempatan bagi 32 orang dari instansi terkait untuk belajar sistem manajemen sampah yang terintegrasi dengan pertanian organik ke Osaki, Jepang. Hal itu terungkap dalam pertemuan Walikota Osaki Jepang Yasuhiro Higashi dengan Wakil Gubernur Ketut Sudikerta di Denpasar, Senin (24/8).
Walikota Yasuhiro mengatakan, kerjasama ini merupakan tindak lanjut pertemuannya dengan Gubernur Bali Made Mangku Pastika empat tahun silam. Saat itu, tambah Yasuhiro, Gubernur Pastika sangat tertarik menjajaki kerjasama pengelolaan sampah dan pertanian organik. Dia kemudian menindaklanjuti harapan Gubernur Pastika agar kerjasama itu dapat diwujudkan. Akhirnya setelah melewati tahap penjajagan, kerjasama ini dapat diakomodir dalam program JICA (Japan International Cooperation Agency) yang pelaksanaannya dimulai tahun ini. Menurut Yasuhiro, program kerjasama yang dibangun bukan dalam bentuk pemberian dana atau alat, melainkan melalui pendidikan dan pelatihan (soft program). Kerjasama ini akan direalisasikan mulai bulan September 2015 dengan pengiriman 8 orang peserta pelatihan ke Osaki, Jepang.
Selanjutnya secara bertahap akan dikirim gelombang berikutnya hingga total berjumlah 32 orang. Dia berharap, kerjasama ini akan tuntas dalam jangka waktu tiga tahun.
Melalui program ini, para peserta akan mendapat pelatihan seputar penanganan sampah yang terintegrasi dengan pertanian organik. Dia berharap, pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh nantinya dapat diterapkan di Bali.
Dalam kesempatan itu, Yasuhiro juga menyampaikan sejumlah keunggulan kotanya. Meski tergolong kota kecil dengan penduduk hanya 15 ribu jiwa, Osaki menjadi salah satu pusat pertanian di Jepang. Selain itu, selama 8 tahun berturut-turut, Osaki mempertahankan predikat sebagai kota recycle (daur ulang). Kota ini juga mampu mengurangi volume sampah di TPA hingga 80 persen.
"Dengan pola ini, kami mampu memperpanjang umur TPA hingga dapat berfungsi hingga 50 tahun ke depan," ujarnya bangga.
Sukses manajemen sampah juga diikuti keberhasilan dalam pengembangan pertanian organik. Saat ini Osaki tercatat penghasil daging sapi nomor satu di Jepang. Bermodal keberhasilan itu, pihaknya sangat ingin berbagi pengalaman dan membantu Bali dalam pengelolaan sampah dan mewujudkan pertanian organik. Menurutnya, pendekatan yang digunakan sangat sederhana dan bersifat low cost. Yang paling penting dari metode ini adalah kerjasama dan peran aktif dari masyarakat, pemerintah dan sektor swasta.
Wagub Ketut Sudikerta menyampaikan selamat datang dan terima kasih atas bantuan yang diberikan, khususnya dalam penanganan sampah dan upaya mewujudkan Bali sebagai pulau organik. Sudikerta pun mengaku salut dengan upaya serta kerja keras Walikota Osaki sehingga mampu menerapkan manajemen pengelolaan sampah yang sangat baik. Dia berharap, tenaga-tenaga dari Bali yang nantinya memperoleh kesempatan untuk mengikuti pelatihan menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dari kota itu untuk selanjutnya diterapkan di Bali. Sudikerta menambahkan, program kerjasama ini sangat stretegis karena terkait dengan program Bali Mandara di bidang lingkungan. Dia berharap, kerjasama bisa dikembangkan ke sektor pariwisata.
Dalam pertemuan itu Wagub didampingi Sekda Cok Ngurah Pemayun, Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Ketut Wija, Kepala Bappeda Putu Astawa, Karo Tata Pemerintahan Jayadi Jaya, Kadis Pertanian IB Wisnu Ardhana dan Kepala Badan Lingkungan Hidup Gede Suarjana. (DN - HuM)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com