Buleleng, Dewata News.com - Warga masyarakat
muslim Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali tetap
mempertahankan tradisi Penapean, Penyajaan dan Penampahan jelang Hari Raya
Idul Fitri 1436 Hijriyah
Hari Penapean, adalah hari dimana warga muslim Desa Pegayaman membuat tape ketan, tepatnya 3 hari menjelang Idul Fitri. Keesokan harinya dilanjutkan dengan Hari Penyajaan, yakni membuat jajan uli yang terbuat dari ketan dan biasanya nanti dimakan bersama dengan tape ketan. Sehari jelang Idul Fitri, warga muslim memotong hewan dan mengolah daging sapi yang disebut Hari Penampahan.
“Rangkaian tradisi tersebut tidak jauh berbeda dengan tradisi adat yang dilaksanakan umat Hindu di Bali menjelang Hari raya Galungan. Kendati demikian, tradisi Penapean, Penyajaan dan Penampahan yang dilaksanakan umat Islam di wilayah Desa Pegayaman tetap mengedepankan aturan yang disyariatkan dalam Agama Islam”, ungkap Wayan Muhajir.
Wayan Muhajir menambahkan, hingga saat ini warga Pegayaman masih mempertahankan tradisi arwahan atau ngejot yakni menghantarkan makanan dan kue-kue ke keluarga dan tetangga sekitar, sebagai bentuk sedekah. Tradisi hantaran ini tidak hanya dijalankan kepada tetangga muslim saja, namun juga ke tetangga non muslim.
Untuk pelaksanaan Sholat Idul Fitri nanti, sesuai tradisi yang sudah berlangsung selama ini di Desa Pegayaman, bagi kaum pria dilaksanakan pukul 09.00 wita dipusatkan di Masjid Safinatussalam. Sedangkan kaum perempuan diberikan kesempatan terlebih dahulu untuk melaksanakan Sholat Idul Fitri di masing-masing musholla pada pukul 07.00 wita.
Dengan diberlakukannya pemisahan waktu sholat seperti ini, umat diharapkan bisa lebih khusuk menjalankan Sholat Idul Fitri. Saat para ibu dan remaja putri menjalankan sholat, para bapak bertugas menjaga anak-anak yang masih kecil di rumah masing-masing. (DN ~*).-
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com