Denpasar, Dewata News. Com – Beberapa hari yang lalu, netizen dikejutkan dengan pernyataan salah seorang pengguna media social facebook bernama Nyoman Tirtawan yang diketahui merupakan anggota komisi 1 DPRD Provinsi Bali. Dalam sebuah komentar yang dia tulis, dia menyatakan jika “Dimana ada banyak orang suci dan banyak tempat suci, disana ada banyak orang kotor = koruptor”. Hal tersebut sontak membuat pengguna social media lainnya bertanya dan meminta klarifikasi kepada Tirtawan. (Baca : Anggota DPRD Bali Ini Menyebut Banyak Tempat Suci = Banyak Koruptor)
“Sebagaimana yang kita ketahui sampai sekarang ini, bahwa dominasi dari penyumbang koruptor adalah di Negara-negara yang Agamais. Dinegara Agamais banyak orang suci, kita temukan fakta banyak sekali koruptornya. Indonesia nomor 3 didunia. Jadi tidak sinergis dengan fakta yang semestinya, banyak orang suci, banyak tempat suci semestinya fibrasinya banyak orang baik, tapi faktanya terbalik,” ungkap Tirtawan kepada Dewata News, Senin (27/07) siang diruang kerjanya.
Lebih lanjut menurut kader Partai Nasdem tersebut, Justru di Negara yang tidak begitu Agamais justru kepatutan terhadap sebuah peraturan sangat baik.
“Justru sebaliknya, dibangsa-bangsa yang tidak begitu sok agamais sok suci dan sebagainya, kita lihat disana kepatutan orang terhadap peraturan, sehingga disana tidak ada korupsi dan sebagainya. Sehingga tingkat peradaban atau kemakmuran orang disana merata,” ucapnya.
Anggota DPRD Bali dari dapil 5 Buleleng ini mencontohkan jika di Negara yang Agamais seperti Indonesia banyak koruptornya. Menurutnya, dengan adanya orang suci atau banyak tempat suci tidak menjamin disekitarnya tidak ada koruptor. Dia juga menegaskan jika pernyataannya yang membuat kontroversi tersebut tidak bermaksud langsung menuduh jika orang suci atau tempat suci tersebut banyak koruptornya.
“Kasus pengadaan Alquran kebanyakan orang suci, fakta dan data di Negara-negara yang banyak Agamanya pasti banyak orang sucinya, banyak tempat sucinya seperti di Indonesia. Banyak kita ketahui jika di Indonesia banyak bergelar Haji, Sulinggih, banyak tempat sucinya tapi disekitarnya banyak koruptor. Saya tidak mengatakan jika orang suci tersebut koruptor, tapi disekitarnya banyak yang koruptor,” tegas Tirtawan.
Lebih jauh, Tirtawan mengungkapkan jika fenomena yang terlihat secara nyata dimana banyak Agama dan tempat suci tidak menjamin bersih dari koruptor. Hal tersebut menurut Tirtawan dikarenakan didalam dirinya belum tertanam ketuhanan tersebut.
“Fenomena yang kita lihat dan faktual secara nyata, keberadaan kita di Indonesia ini yang paling banyak Agamanya, paling banyak tempat sucinya, termasuk di Hindia, di Thailand tinggi leluhurnya. Lain kalau kita lihat di Negara-negara yang tuhannya dia sudah berada di dalam hati. Seperti kita ketahui sulinggih tidak perlu kemana-kemana, karena tuhan sudah berada dalam diri. Tri Bhuana nya sudah menyatu dalam dirinya sendiri, dia tidak perlu mencari – mencari kesucian karena dirinya sudah menyucikan dirinya sendiri. Tetapi banyak orang yang disekitarnya menyalahgunakan, Saya tidak menuduh orang sucinya,” ungkap Tirtawan.
Terkait dengan dirinya yang membantingkan Indonesia dengan Negara-negara maju, menurutnya hal tersebut sangat relevan. Jika ingin maju, maka bandingkan dengan Negara yang maju bukan dengan Negara yang sama.
“Sangat relevan, kalau kita ingin maju maka bandingkan dengan Negara maju. Kalau kita membandingkan dengan Negara yang sama , maka bukan membandingkan namanya. Kita membandingkan tujuannya sehingga kita bisa mencapai sebuah prestasi yang bias mencapai apa yang bias dicapai oleh Negara maju.” Ucap pria berkumis tipis tersebut.
Cek video lengkapnya "Klarifikasi Nyoman Tirtawan "
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com