Sejarah Perang Puputan I Gusti Ketut Jelantik Melawan Penjajah Belanda Buleleng - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

7/2/15

Sejarah Perang Puputan I Gusti Ketut Jelantik Melawan Penjajah Belanda Buleleng

  Patih Kerajaan Buleleng I Gusti Ketut Jelantik
Buleleng, Dewata News.com — Semasa I Gusti Ketut Jelantik menjabat sebagai Patih Kerajaan Buleleng, pihak Belanda menuntut agar Raja Buleleng mengganti kerugian atas kapal-kapal Belanda yang dirampas.

     Perampasan tersebut sesuai dengan hukum Hak Tawan Karang, yang menyatakan kapal-kapal yang memasuki wilayah Bali akan menjadi milik raja. Belanda juga menuntut agar Raja Buleleng mengakui kekuasaan Belanda. Tuntutan Belanda tersebut mengakibatkan Patih Jelantik sangat marah.

    Patih Jelantik tidak mau tunduk terhadap tekanan dan tuntutan Belanda. Begitupun dengan Belanda tapi Belanda tetap berkeras hati untuk menuntut raja dan rakyat Buleleng. Akibatnya, pada 27 Juni 1846 terjadilah pertempuran antara pasukan Buleleng dan tentara Belanda. Pasukan Buleleng kalah sehingga pada 29 Juni 1846  Buleleng jatuh ke tangan Belanda.

     Akibat kekalahan tersebut, Raja Buleleng dan Patih Jelantik mengungsi ke Jagaraga. Dalam pengungsian, Patih Jelantik menyusun strategi untuk melawan kekuasaan Belanda. Patih Jelantik dan pasukan Buleleng membangun benteng di Jagaraga. Patih Jelantik dan pasukan Buleleng mendapat dukungan dan bantuan prajurit dari kerajaan-kerajaan lainnya.

     Menjelang akhir tahun 1846, di Jagaraga telah berkumpul laskar yang beranggotakan 7000 sampai 8000 orang dengan persenjataan lengkap. Akhirnya pada bulan Juni 1848, terjadilah perang antara laskar Buleleng dengan tentara Belanda.

    Dalam peperangan ini, Belanda tidak mampu merebut Benteng Jagaraga. Pihak Belanda kehilangan 14 perwira dan 242 prajurit. Perang ini dikenal dengan nama Perang jagaraga I.  

    Selanjutnya,  meletuslah Perang Jagaraga II dan peperangan ini, tentara Belanda yang dipimpin oleh Jenderal Van Der Wijk tidak mampu menahan serangan laskar Buleleng yang dipimpin oleh Patih Ketut Jelantik.

    Belanda tidak puas dengan kemenangan Laskar Buleleng. Kemudian pada 31 Maret 1849, tentara Belanda yang dipimpin oleh Jenderal Michels melancarkan tembakan meriam dari atas Kapal. Akibatnya pada 16 April 1849. Benteng Jagaraga jatuh ke tangan Belanda, sehingga Patih Jelantik bersama pasukannya mundur ke pegunungan Batur Kintamani. Tetapi Belanda tidak melepaskan Patih Jelantik begitu saja. Belanda terus menyerang Patih Jelantik dan pasukannya hingga gugur. Perang ini dikenal dengan nama Perang Puputan Jagaraga artinya perang sampai titik darah penghabisan. (DN ~ *).—

:
Sumber: Ensiklopedia Pahlawan Indonesia dari Masa ke Masa

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com