Made Tirthayasa |
Biasanya, top manajer bersifat abstrak berbeda dengan pemimpin unit yang
berhubungan dengan pelayanan publik. Makanya, pemimpin tak boleh memaksakan kehendak
apalagi memandang orang lain tak mampu.
Menjadi pemimpin memang sulit, bahkan lebih sulit memimpin para
pemimpin. Mereka ini memiliki perbedaan fungsi dan karakter. Untuk
menggabungkan dua perbedaan ini diperlukan pemimpin yang cerdas dan mampu
memimpin dirinya sendiri terlebih dahulu.
Mampu memimpin diri sendiri diimplementasikan dengan rasa tanggung jawab
bahwa segala kegagalan adalah tanggung jawab sendiri. 'Sepanjang pemimpin
mencari alasan kegagalan di luar dirinya itu berarti mereka gagal memimpin.
Makanya, memimpin diri sendiri adalah yang pertama dan utama sebelum kita
memimpin orang lain.
Kemampuan lainnya yakni meningkatkan kemampuan komunikasi secara arif,
tidak memaksakan kehendak. Di samping mampu menyederhanakan masalah, memiliki
iktikad baik, kejujuran, dan moralitas yang baik. Makanya kita perlu
mengembangkan pemimpin yang cinta kasih atau menjalankan bhakti.-
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com