Denpasar, Dewata News. Com - Gubernur Bali Made Mangku Pastika memberikan apresiasi yang luar biasa terhadap upaya pelestarian warisan budaya khas Bali yang dilaksanakan Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Bali dalam bentuk proyek penyalinan rekaman tarian tradisional klasik yang dibawakan maestro-maestro tari Bali yang ditemukan di Luar Negeri. Gubernur mewakili Pemerintah Provinsi dan masyarakat Bali mengucapkan terimakasih, dan berjanji akan membantu segala sesuatu yang dibutuhkan baik dari segi legalitas maupun fasilitas dalam penyelesaian proyek tersebut. Demikian disampaikannya saat menerima audensi dari STIKOM Bali yang dipimpin Prof. Made Bandem di Ruang Kerja Gubernur Bali, Kamis (09/7).
Gubernur mengakui saat ini memang dibutuhkan orang-orang atau kelompok yang mau menelusuri warisan-warisan budaya Bali yang sudah hilang, karena Gubernur yakin pada jaman perang Puputan dan masa Penjajahan pasti banyak dokumen-dokumen, naskah-naskah ataupun pusaka yang dilarikan ke luar negeri. Untuk itu Gubernur berharap saat ini kesempatan menemukan kembali dokumen-dokumen tersebut. Lebih jauh Gubernur Bali berharap kepada semua masyarakat agar lebih perduli dan menghargai warisan leluhur, karena menurutnya masyarakat Bali saat ini cepat melupakan hal-hal yang tidak memberikan nilai ekonomis.
Sementara itu pimpinan proyek Gambelan Bali Klasik, Prof. Made Bandem, menjelaskan kegiatan repatriasi atau pemulangan kembali dokumen-dokumen budaya khas Bali yang dikerjakan ini, menggunakan bahan penelitian berupa 114 buah piringan hitam yang berasal dari tahun 1928 dan telah di salin ke dalam bentuk VCD sebanyak 5 buah, DVD sebanyak 5 buah, dan sebuah buku. Ia berharap hasil proyeknya ini menjadi sumber penelitian, kajian, dan sumber penciptaan bagi seniman-seniman Bali kedepannya. Ia juga berharap Pemprov melalui Dinas Kebudayaan menjadi Pusat Dokumentasi, penyimpanan arsip-arsip, serta membantu melakukan pemetaan kebudayaan khas Bali. Karena menurutnya Bali tidak memiliki penataan arsip yang baik.
Ditambahkan Wakil Ketua Yayasan Widia Dharma Shanti selaku Pengelola STIKOM Bali, Marlowe Bandem, bahwa ia bersama Edward Herbst dari City University Newyork telah menjalin kerjasama selama 1,5 tahun dalam proyek ini, dan piringan hitam yang menjadi bahan penelitian dijelaskannya berasal dari Herbst yang dikumpulkan semenjak 7 tahun lalu tersebar di berbagai negara.
Lebih jauh ia menjelaskan bisa berhasil mengerjakan proyek ini berkat sumbangan yang didapat Herbst, namun lebih jauh ia menemukan kendala karena sumbangan tersebut baru bisa disetujui apabila dilaksanakan oleh instansi yang setara sebagai salah satu persyaratan administrasi. Untuk itu ia berharap Pemprov bisa menaungi kegiatan ini. Hal senada dengan Gubernur juga disampaikannya, ia berharap dokumen-dokumen pusaka Bali yang berada di yayasan-yayasan atau museum-museum di luar negeri harus dikembalikan, tujuannya bukan untuk komersil tetapi untuk tujuan pendidikan.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com