Dalam surat undangan itu tertera kalau BIN adalah kepanjangan dari
Badan Intelijen Nasional, sementara kepanjangan yang benar menurut
undang-undang adalah Badan Intelijen Negara.
Menyadari kekeliruan tersebut, Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media
Sekretariat Presiden, Djarot Sri Sulistyo, segera menyampaikan ralat
dan permintaan maaf kepada para undangan.
Berikut isi surat permintaan maaf dari Istana:
Sehubungan dengan pemberitaan media dan informasi yang beredar di
masyarakat terkait kesalahan penulisan pada undangan pelantikan Kepala
BIN dan Panglima TNI, dapat kami sampaikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Kementerian Sekretariat Negara setelah menyadari adanya
kesalahan teknis penulisan pada undangan pelantikan Kepala BIN dan
Panglima TNI, secepatnya telah menarik dan menggantinya dengan penulisan
yang benar.
2. Penulisan yang benar adalah Kepala Badan Intelijen Negara,
sesuai dengan undangan yang telah kami kirimkan kembali pada tamu /
pejabat yang diundang.
3. Kementerian Sekretariat Negara memohon maaf atas hal tersebut.
Kementerian Sekretariat Negara akan berupaya semaksimal mungkin untuk
melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas layanan administrasi di
lingkungan Lembaga Kepresidenan.
Jakarta, 8 Juli 2015
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media
Sekretariat Presiden
Djarot Sri Sulistyo
(DN ~ suara.com).-
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com