Gemuruh Suara Musik Denbukit Dalam Bulfest 2015 - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

7/20/15

Gemuruh Suara Musik Denbukit Dalam Bulfest 2015


Buleleng, Dewata News.comBulan Agustus bisa menjadi pilihan karena Agustus selalu istimewa yaitu bulan bersejarah bagi bangsa Indonesia, sekaligus bulan budaya. Kok bisa? Ternyata belakangan berkembang banyak festival bermutu di berbagai daerah yang kebetulan diadakan di bulan Agustus, dan telah menjadi kalender wisata incaran wisatawan domestik dan mancanegara.

     Tak ketinggalan Buleleng, sebagai kabupaten di belahan Utara pulau Bali,  sudah beberapat kali menggelar Buleleng Festival (Bulest) dan untuk kali ini diselenggarakan selama lima hari, mulai tanggal 4 – 8 Agustus di simpang tiga Tugu Singa Ambara Raja, depan kantor Bupati Buleleng. Secara tidak langsung menutup jalan strategis masyarakat yang bertempat tinggal di Jalan Pahlawan (sekaligus Jalan Gunung Agung), Jalan Veteran serta Jalan Ngurah Rai, Singaraja.

    Sudah semestinya masyarakat Bali, Buleleng khususnya jangan ketinggalan pengalaman dan pemandangan unik ini, lihat Bulfest 2015 yang siap mewarnai Agustus kali ini

 Kadisbudpar Buleleng Gede Suyasa selaku Ketua Panitia Pelaksana Bulfest 2015
ketika Press Conference di Singaraja, Senen (20/07) siang
                
    Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng selaku Ketua Panitia Pelaksana Bulfest 2015, Gede Suyasa dalam press conference di Singaraja mengungkapkan, Bulfest adalah event budaya yang menyajikan kombinasi antara seni, budaya, pendidikan dan lingkungan sosial yang akan mengarahkan Buleleng pada terintegrasinya pelestarian, kreativitas, inovasi, promosi dan branding Buleleng.

    Bentuk penghadirannya meliputi budaya lokal, seni kontemporer, industri rumahtangga, kuliner, sastra, dan musik. ”Target output adalah dokumentasi terkini tentang Buleleng,dan tahun 2015 ini dikemas dalam ’’Suara Musik Denbukit’’ atau ”Gurmitaning Den Bukit”.  Tema ini memiliki makna gemuruh musik di Kabupaten Buleleng, dengan mengekplorasi kesenian musik di Kabupaten Buleleng, mulai music tradisi, kontemporer hingga musik modern,” kata Suyasa.

    Imbasnya, lanjut mantan Kepala Bappeda Buleleng ini,  adalah branding positif Buleleng dan iklim positif seni budaya dan pendidikan di Buleleng.

    Selain itu,  panitia merencanakan pada  pembukaan Bulfest 2015, akan ditampilkan gong kebyar secara massal. Disbudpar Kabupaten Buleleng, merancang 20 sekaa gong kebyar yang tampil dalam pembukaan. Artinya, 20 sekaa gong kebyar itu akan tampil bersamaan atau mebarung. "Setiap sekaa juga akan membawakan tari teruna jaya. Semuanya tampil bersamaan," jelas Suyasa.

   Tari Teruna Jaya
                                                              
    Menurut Suyasa, Gong Kebyar dan Tari Teruna Jaya sengaja dipilih, sebagai representasi kesenian khas Kabupaten Buleleng. Kedua kesenian itu diketahui diciptakan seniman asal Bali Utara, I Gde Manik asal Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Seluruh sekaa gong juga harus menyiapkan penari, selain yang membawakan Tari Teruna Jaya, juga Tari Wiranjaya. Tari Teruna Jaya mewakili tari kebanggan masyarakat Buleleng Timur, sementara Tari Wiranjaya mewakili ikon tari masyarakat Buleleng Barat.

  Tari Wiranjaya
                                                                 
    Nantinya sekaa-sekaa yang layak tampil dalam pembukaan Bulfest, akan dipilih Disbudpar Kabupaten Buleleng, serta Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudyaan (Listibiya) Kabupaten Buleleng. Pemilihan dilakukan dengan berbagai pertimbangan, salah satunya sempat tampil dalam ajang tingkat kabupaten. 
   Suyasa menjelaskan dalam pembukaan Bulfest 2015 nanti, puluhan sekaa gong itu akan tampil di sepanjang Jalan Ngurah Rai. Puluhan sekaa gong tampil berderet di sepanjang jalan utama di Kota Singaraja itu.
     "Kurang lebih mereka akan tampil di Jalan Ngurah Rai sepanjang kurang lebih 300 meter. Masing-masing sekaa gong kami tempatkan pada sebuah panggung khusus. Satu panggung panjangnya sampai 15 meter,” jelasnya.
    Buleleng Festival 2015 yang berlangsung selama lima hari dipusatkan di sekitar Tugu Singa Ambara Raja, serta memanfaatkan Gedung Sasana Budaya dan Puri Kanginan, untuk kegiatan side event(DN ~*).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com