Buleleng, Dewata News.com — Bulan Agustus bisa menjadi pilihan karena Agustus selalu istimewa yaitu bulan bersejarah bagi bangsa Indonesia, sekaligus bulan budaya. Kok bisa? Ternyata belakangan berkembang banyak festival bermutu di berbagai daerah yang kebetulan diadakan di bulan Agustus, dan telah menjadi kalender wisata incaran wisatawan domestik dan mancanegara.
Tak ketinggalan Buleleng, sebagai kabupaten di belahan Utara pulau Bali,
sudah beberapat kali menggelar Buleleng
Festival (Bulest) dan untuk kali ini diselenggarakan selama lima hari, mulai
tanggal 4 – 8 Agustus di simpang tiga Tugu Singa Ambara Raja, depan kantor
Bupati Buleleng. Secara tidak langsung menutup jalan strategis masyarakat yang
bertempat tinggal di Jalan Pahlawan (sekaligus Jalan Gunung Agung), Jalan
Veteran serta Jalan Ngurah Rai, Singaraja.
Sudah semestinya masyarakat Bali, Buleleng khususnya jangan ketinggalan
pengalaman dan pemandangan unik ini, lihat Bulfest 2015 yang siap mewarnai Agustus kali ini
Kadisbudpar Buleleng Gede Suyasa selaku Ketua Panitia Pelaksana Bulfest 2015
ketika Press Conference di Singaraja, Senen (20/07) siang
|
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Buleleng selaku Ketua Panitia Pelaksana Bulfest 2015, Gede Suyasa
dalam press conference di Singaraja
mengungkapkan, Bulfest adalah event budaya yang menyajikan kombinasi antara
seni, budaya, pendidikan dan lingkungan sosial yang akan mengarahkan Buleleng
pada terintegrasinya pelestarian, kreativitas, inovasi, promosi dan branding
Buleleng.
Bentuk penghadirannya meliputi budaya lokal, seni kontemporer, industri
rumahtangga, kuliner, sastra, dan musik. ”Target output adalah dokumentasi terkini tentang Buleleng,dan tahun 2015
ini dikemas dalam ’’Suara Musik Denbukit’’ atau ”Gurmitaning Den Bukit”. Tema ini memiliki makna gemuruh musik di
Kabupaten Buleleng, dengan mengekplorasi kesenian musik di Kabupaten Buleleng,
mulai music tradisi, kontemporer hingga musik modern,” kata Suyasa.
Imbasnya, lanjut mantan Kepala Bappeda
Buleleng ini, adalah branding positif
Buleleng dan iklim positif seni budaya dan pendidikan di Buleleng.
Selain itu, panitia merencanakan
pada pembukaan Bulfest 2015, akan
ditampilkan gong kebyar secara massal. Disbudpar Kabupaten Buleleng, merancang
20 sekaa gong kebyar yang tampil
dalam pembukaan. Artinya, 20 sekaa gong kebyar itu akan tampil
bersamaan atau mebarung. "Setiap sekaa juga akan
membawakan tari teruna jaya. Semuanya tampil bersamaan," jelas Suyasa.
Tari Teruna Jaya |
Menurut
Suyasa, Gong Kebyar dan Tari Teruna Jaya sengaja dipilih, sebagai representasi
kesenian khas Kabupaten Buleleng. Kedua kesenian itu diketahui diciptakan
seniman asal Bali Utara, I Gde Manik asal Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan,
Kabupaten Buleleng. Seluruh sekaa gong juga harus menyiapkan
penari, selain yang membawakan Tari Teruna Jaya, juga Tari Wiranjaya. Tari
Teruna Jaya mewakili tari kebanggan masyarakat Buleleng Timur, sementara Tari
Wiranjaya mewakili ikon tari masyarakat Buleleng Barat.
Tari Wiranjaya |
Nantinya sekaa-sekaa yang
layak tampil dalam pembukaan Bulfest, akan dipilih Disbudpar Kabupaten
Buleleng, serta Majelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudyaan (Listibiya)
Kabupaten Buleleng. Pemilihan dilakukan dengan berbagai pertimbangan, salah
satunya sempat tampil dalam ajang tingkat kabupaten.
Suyasa
menjelaskan dalam pembukaan Bulfest 2015 nanti, puluhan sekaa gong itu akan tampil di sepanjang Jalan Ngurah Rai. Puluhan
sekaa gong tampil berderet di sepanjang jalan utama di Kota Singaraja itu.
"Kurang
lebih mereka akan tampil di Jalan Ngurah Rai sepanjang kurang lebih 300 meter.
Masing-masing sekaa gong kami
tempatkan pada sebuah panggung khusus. Satu panggung panjangnya sampai 15 meter,”
jelasnya.
Buleleng
Festival 2015 yang berlangsung selama lima hari dipusatkan di sekitar Tugu
Singa Ambara Raja, serta memanfaatkan Gedung Sasana Budaya dan Puri Kanginan,
untuk kegiatan side event. (DN ~*).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com