Istimewa
Sintha Chrisna (tengah) bersama dua model yang memarkan keberanian busana hasil karya Shinta.
Dewata News.com - Pagelaran “The Masterpiece,
Persembahan Karya untuk Sahabat”, satu momen penting yang menandai
pencapaian karir designer Sintha Chrisna.
Dalam show tunggalnya itu, lebih dari 100 kebaya rancangan terbaiknya berhasil memberi warna baru pada seni tata busana di pulau dewata.
Perempuan Bali kelahiran 28 Mei 1981 itu, secara bebas melakukan eksplorasi pada kebaya Bali. Shinta selalu berani tampil berbeda, tidak canggung keluar dari pakem umum yang cenderung diikuti kebanyakan orang.
“Itu momen yang sangat menentukan, mempertaruhkan karir saya, apalagi disuguhkan untuk ratusan orang. Karya-karya saya berbicara, termasuk setiap detail bunga harus sangat diperhatikan. Saya tidak bisa menampilkan yang sembarangan,” ucap Shinta.
Kebaya warna-warni, design unik yang bisa dikata kerap tidak terpikirkan orang lain, menjadi cerminan karya Shinta. Penuh dengan detil dan perenungan seni yang dalam.
Di dalamnya terjadi kolaborasi kebaya tradisional Bali dan akulturasi budaya asing semisal Eropa, India, maupun Timur Tengah. Satu karya dengan yang lain tidak pernah sama, koleksinya selalu berubah-ubah.
“Berkarakter, glamor, dan hanya satu kali cipta saja, tidak ada pengulangan karena semuanya buatan tangan. Yang pertama kali diciptakan adalah jati diri,” kata Shinta menjelaskan kekhasan karyanya. (DN~*).
Dalam show tunggalnya itu, lebih dari 100 kebaya rancangan terbaiknya berhasil memberi warna baru pada seni tata busana di pulau dewata.
Perempuan Bali kelahiran 28 Mei 1981 itu, secara bebas melakukan eksplorasi pada kebaya Bali. Shinta selalu berani tampil berbeda, tidak canggung keluar dari pakem umum yang cenderung diikuti kebanyakan orang.
“Itu momen yang sangat menentukan, mempertaruhkan karir saya, apalagi disuguhkan untuk ratusan orang. Karya-karya saya berbicara, termasuk setiap detail bunga harus sangat diperhatikan. Saya tidak bisa menampilkan yang sembarangan,” ucap Shinta.
Kebaya warna-warni, design unik yang bisa dikata kerap tidak terpikirkan orang lain, menjadi cerminan karya Shinta. Penuh dengan detil dan perenungan seni yang dalam.
Di dalamnya terjadi kolaborasi kebaya tradisional Bali dan akulturasi budaya asing semisal Eropa, India, maupun Timur Tengah. Satu karya dengan yang lain tidak pernah sama, koleksinya selalu berubah-ubah.
“Berkarakter, glamor, dan hanya satu kali cipta saja, tidak ada pengulangan karena semuanya buatan tangan. Yang pertama kali diciptakan adalah jati diri,” kata Shinta menjelaskan kekhasan karyanya. (DN~*).
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com