Buleleng,
Dewata News.com — Mungkin menarik manakala seorang pegiat
sastra mengatakan bahwa karya-karya sasta A.A.Pandji Tisna, seperti Ni Rawit
Ceti Penjual Orang, Sukrenio Gadis Bali, I Swasta Setahun di Bedahulu yang
diterbitkan Balai Pustaka di tahun 1930-an adalah klasik. Karena itu, karya
klasik itu konon jarang dibaca tapi tetap saja dipuji dan ramai diperbicangkan.
Sepenggal kalimat itu tertera begitu membuka buku ”Jejak Langkah Nafas
A.A.Panji Tisna”, Sang Sastrawan Angkatan Pujangga Baru, Raja Buleleng, Tokoh
Pendidikan, Bapak Pariwisata Bali yang ditulis oleh Agung Brawida, dkk
merupakan cetakan I, Maret 2015 dengan editor & penyunting: Didin Tulus
& Agung Brawida naik cetak TULUS PUSTAKA di Jalan Raya Cimindi (samping GOR
Arsad) – Jawa Barat.
Buku setebal hampir 200 halaman itu, oleh penulisnya AA.Brawida, Sabtu
(27/06) mala mini mulai pukul 18.00 Wita mengundang elemen masyarakat dalam
acara Bincang Buku ”Jejak Langkah Napas AA Panji Tisna” di Puri Agung Singaraja,
Jalan Mayor Metra, Singaraja.
Kepada Dewata News, Sabtu pagi, AA.Brawida juga mengatakan, bahwa acara malam budaya ”Bincang Buku” itu
direncanakan dihadiri Gubernur Bali Made Mangku Pastika, sekaligus diharapkan
membuka, serta memberikan sambutan.
Pada lembar kata pengantar dari Pengelingsir Puri Agung Singaraja Anak
Agung Ngurah Ugrasena diantaranya menyebut kiprah Anak Agung Pandji Tisna di
bidang pariwisata sebagai pelopor pariwisata di Buleleng, Bali Utara sebagai
pendiri kawasan wisata Lovina telah diakui oleh masyarakat dan pemerintah
provinsi Bali.
Demikian pula kiprahnya di dunia pendidikan dengan mendirikan berbagai
sekolah, antara lain Perguruan Bhaktiyasa di Singaraja tahun 1948 dan
perpustakaan Udyana Adnyana Bhuwana (UAB) yang akan tetap dikenang sebagai
wahana pencerdasan kehidupan bangsa.
”Dengan diterbitkannya buku Jejak Langkah Napas Anak Agung Pandji Tisna
ini diharapkan masyarakat Bali khususnya dan masyarakat Nusantara, bahkan dunia
akan dapat mengenal lebih dekat sosok budayawan, tokoh pendidikan, perintis
pariwisata dan raja Buleleng terakhir serta tokoh pembaharuan di Bali ini,”
tulis AA.Ngurah Ugrasena. (DN ~ *).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com