Buleleng, Dewata News.com – Sebagian besar nelayan di Desa Pengastulan, Seririt,
Kabupaten Buleleng, Bali, membutuhkan kartu jaminan kesehatan, mengingat
mereka belum mendapatkan jaminan kesehatan dari pemerintah pusat maupun
provinsi.
“Masyarakat di sini kebanyakan nelayan kurang mampu dan tidak
memiliki uang yang cukup untuk berobat ke dokter maupun rumah sakit,
kami berharap pemerintah memperhatikan masalah kesehatan kami di sini,”
kata Pujiono seorang nelayan yang tinggal di pesisir Pantai Desa
Pengastulan, Senin (29/06).
Ia mengatakan, pihaknya selama ini hanya mengandalkan obat murah yang
dibeli di warung karena tidak mampu membeli obat di apotek atau rumah
sakit. “Di apotek obatnya mahal, diatas Rp 20 ribu, saya tidak punya
uang jika disuruh membeli segitu,” ujar dia.
Menurutnya, menjadi nelayan merupakan pekerjaan yang beresiko, karena
siang malam bergelut dengan angin pantai dan cuaca yang kadang tak
menentu. “Di lautan luas angin terus berubah setiap saat, sangat mengganggu
kesehatan seperti musim pancaroba sekarang ini, banyak teman-teman
nelayan lain yang tak melaut karena sakit,” katanya.
Pujiono mengatakan, penghasilan perbulan yang hanya Rp1 juta, hanya
cukup untuk memenuhi biaya makan sehari-hari dan biaya sekolah anaknya
yang berjumlah tiga orang. “Sekarang harga serba mahal, beras, minyak,
sayur, dan lainya, sudah bisa makan dan menyekolahkan anak saya sudah
bersyukur sekali,” katanya.
.
Wahyudi (46), seorang nelayan lain di desa setempat juga mengeluhkan
hal yang sama. Ia mengatakan, selama ini belum pernah mendapatkan
bantuan apapun dari pemerintah, padahal ia dan keluarganya tergolong
keluarga miskin.
“Teman-teman saya yang lain sudah mendapatkan JKBM dan sebagainya,
tetapi saya belum sama sekali, saya berharap sekali diberikan bantuan
yang sama untuk meringankan beban keluarga saya,” kata dia.
Ia mengatakan, selain bekerja sebagai nelayan, kadang juga bekerja serabutan untuk menambah penghasilannya sehari-hari. "Sebulan paling banyak dapat Rp1,5 juta saja, uang sebanyak itu habis
untuk makan dan biaya cicil sepeda motor,” katanya. (DN-ant)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com