Buleleng, Dewata News.com — Rencana Bupati Buleleng Putu Agus
Suradnyana membebaskan Buleleng dari sampah plastik di tahun 2015 tampaknya
bakal gagal. Pasalnya, sejak dicanangkan sampai saat ini, tingkat kesadaran
masyarakat soal sampah masih sangat rendah.
Buktinya, di beberapa titik di kota Singaraja masih banyak terlihat
tumpukan sampah, padahal lokasi tersebut bukan tempat pembuangan sampah. Begitu
pula di kecamatan hingga pedesaan belum terlihat upaya nyata pengelolaan sampah
dilakukan secara tersistem, terstruktur dan satu komando.
Jangakan memilah sampah, perilaku membuang sampah disembarang tempat
masih terus berlangsung termasuk di sungai.
Problem lain yang menghadang Program Bebas Sampah Plastik 2015 ini
adalah armada pengangkut sampah maupun petugas kebersihan sangat tidak ideal
sehingga kerap keteteran dalam menangani persolan sampah di Buleleng.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupten Buleleng Nyoman
Genep, mengakui adanya problem pelik, terkait penanganan sampah maupun sukses
menggolkan Program Buleleng Bebas Sampah Plastik 2015.
”Banyak upaya sudah dilakukan,selain membangun kesadaran masyarakat
secara bertahap kita lakukan penambahan armada pengangkut sampah,” ungkap
Genep, Senen (01/06).
Dikatakan, sejak tahun 2013 pengadaan truk sampah sudah terus dilakukan
dan saat ini ada penambahan armada sebanyak 12 unit truk.
Selain itu, pelibatan masyarakat maupun masing-masing SKPD terkait
persolan sampah sudah terus dilakukan.Salah satunya dengan mengkampanyekan soal
sampah termasuk pengelolaannya dengan membangun Tempat Pembuangan Sampah
Terpadu (TPST) di beberapa tempat.
”Kita sudah bangun TPST sebanyak 24 unit.Artinya,kami sudah mengupayakan
adanya pengelolaan sampah secara swakelola oleh masyarakat. Pengalokasian
anggaran penanganan sampah di masing-masing SKPD maupun APBDes juga sudah
dilakukan,” jelasnya.
Bahkan, kata Genep, sejak dilakukan kampanye maupun swakelola tersebut,
pihaknya telah berhasil mengumpulkan sebanyak 7 ton sampah plastik yang di
himpun dari masyarakat. ”Kita beli sampah plastik seharga Rp1.500/kg,” ucapnya.
Upaya lainnya, menurut Genep, mengurangi produksi sampah plastik dengan
mengajak masyarakat setiap kali berbelanja ke pasar maupun ke toko dengan
membawa tas sendiri.
”Masyarakat hendaknya menolak diberikan tas kresek saat berbelanja ke
pasar atapaun ke toko. Ini juga salah satu upaya untuk mengurangi sampah
palstik agar tidak terus bertambah,” tuturnya.
Terkait masih banyak sampah
berserakan di tempat-tempat umum, Genep mengakui, sudah sering melakukan pendekatan
langsung kepada pihak kecamatan, untuk mensosialisasikan kampanye bebas sampah
plastik tahun 2015. Namun kenyataannya di lapangan justru, terbanding terbalik,
dengan melihat kondisi sampah yang masih berserakan.
Atas fakta itu, Genep mengaku pesimis program bebas sampah akan
berhasil. Selain personel dan armada sampah yang dimiliki jauh dari angka
ideal, kesadaran masyarakat juga masih sangat rendah.
”Yang jelas kami sudah memulai membangun kesadaran masyarakat, termasuk
memulai mengkampanyaken bebas sampah plastik,” ujarnya sembari menandaskan
anggaran DKP Buleleng tahun 2015 untuk penanaganan sampah dialokasikan sebanyak
Rp20 miliar,” imbuhnya. (DN~*).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com