Buleleng, Dewata News.com - Kunjungan tiga anggota Polisi Australia atau lebih dikenal
dengan Australian Federal Police (AFP) ke Polres Buleleng dengan
tujuan untuk lebih mengenal Kepolisian lokal Bueleleng dan juga
kerjasama sharing informasi mengenai keamanan Internasional mengungkap
beberapa fakta mengejutkan, salah satunya adanya seratus anggota ISIS
yang telah masuk kenegara Australia, bahkan dua diantaranya sempat
transit ke Bali.
Tiga
anggota AFP tersebut, Michael McTiernan (Perwira), Keaton Martino
(penyidik), Nicholas Arley (Penasehat) diterima langsung oleh Kapolres
Buleleng AKBP Kurniadi didampingi Kanit PPA Iptu Gede Sumarjaya dan
anggota Pam Obvit langsung di ruang kerja Kapolres membahas mengenai
beberapa isu sentral, seperti penyebaran anggota ISIS secara
internasional, perlindungan anak dari pidofilia, kriminal, narkoba, hingga money laundry.
Selain adanya dua orang anggota ISIS yang disebut masuk melalui Bali dari total seratus orang yang telah berada di Australia, juga terungkap bahwa pihaknya AFP telah mengagalkan masuknya tiga ratus orang Australia pelaku Pedofilia masuk ke Indonesia.
"Kebijakan negara kami kepada pelaku Pedofilia yang telah difonis hakim untuk diinformasikan ke pemerintah negara tujuan apabila akan pergi kenegara lain. Dan tahun lalu 300 orang telah gagal masuk ke Indonesia, Bali berkat informasi itu, mereka semua telah divonis," ungkap Michael McTiernan
Ia juga sangat konsen dengan adanya kasus Pedofilia dan perlindungan anak di Bali dan Buleleng pada khususnya mengingat banyaknya warga negara asing yang tinggal di Buleleng.
Sementara itu, Kapolres Kurniadi mengungkapkan selama kepemimpinannya belum menemukan adanya kasus Pedofilia yang dilakukan oleh warga negara asing dan pihaknya telah berupaya menggandeng lembaga swadaya untuk mengurangi tindakan menyimpang yang nantinya dapat membuat para remaja menjadi pelaku maupun korban tindak pidana.
"Selama saya disini belum ada kasus Pedofil yang melibatkan warga asing, yang ada pada tahun 2012 dan sudah divonis selama 8 tahun penjara. Mengenai perlindungan anak kami bekerjasama dengan lembaga swadaya, LBH APIK serta Forum Peduli
Perempuan dan Anak, selain memberlakukan
jam malam khusus pada remaja juga mendorong pemerintah setempat
menetapkan hal ini menjadi peraturan daerah. Kami mau Buleleng menjadi
tempat yang aman bagi anak-anak," ujar Kapolres Kurniadi.
Dari pertemuan tersebut, kedua belah pihak sepakat untuk bekerjasama melakukan tindakan pencegahan. Pasalnya, walau
sudah memiliki aturan yang jelas dengan adanya larangan kepada mereka
yang telah divonis sebagai pelaku Pedofilia, namun untuk mereka yang baru
terindikasi masih bisa bebas berkeliaran keluar masuk Bali. Untuk itu
AFP bersedia mengirimkan data orang-orang Australia yang terindikasi sebagai pelaku Pedofilia dan juga data kriminal lainnya yang masuk ke Bali, Buleleng apabila dibutuhkan oleh Kepolisian di Buleleng untuk memudahkan pemantauan lebih lanjut. (DN~*).-
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com