Untuk bisa melihat atraksi lumba-lumba liar, harus berangkat pagi sekali saat matahari akan terbit. Mengapa? Karena lumba-lumba di kawasan ini hanya muncul antara pukul 6 pagi hingga 8 pagi. Pada jam itu, puluhan lumba-lumba akan ber-atraksi secara alami menunjukkan kegiatan mereka. Ada yang sekadar berenang di permukaan air, ada juga yang melompat-lompat. Tentu hal ini akan membuat takjub akan keindahan binatang laut berwarna hitam tersebut.
Namun saat ini, perairan pantai Lovina, Buleleng, Bali dipenuhi sampah
plastik. Sampah-sampah itu mengapung begitu saja di pantai yang dikenal dengan
wisata lumba-lumba ini, seperti dikeluhkan Ketua kelompok nelayan wisata Catur
Karya Bakti Segara Lovina, Putu Budista.
Ditemui di pantai Lovina, Selasa (19/05) pagi, Putu Budista mengatakan,
sampah plastik itu tidak hanya mengganggu pemandangan perairan, tapi seringkali
menyangkut pada baling-baling perahu jukung nelayan yang mengantarkan wisatawan
menyaksikan lumba-lumba. Akibatnya, mesin perahu sempat mati di tengah laut dan
menyulitkan nelayan.
“Sampah plastik di tengah laut memalukan bagi kami ketika wisatawan
menyaksikan pemandangan laut yang terlihat tidak indah. Banyaknya sampah di
laut juga menyulitkan jukung kami yang mengantarkan wisatawan menyaksikan
lumba-lumba karena seringkali tersangkut pada baling-baling mesin,” katanya.
Ia mengungkapkan, jika mesin mati karena baling-baling tersangkut
sampah, butuh waktu untuk memperbaikinya di tengah laut. Kondisi ini jika
sering terjadi juga dapat merusak mesin.
”Kalau baling-baling tersangkut sampah, terpaksa kami matikan dulu,
ambil sampahnya padahal posisi di tengah laut, agak sulit. Apalagi kami bawa
wisatawan, nggak nyaman juga wisatawan panas-panasan di tengah laut.
Kalau lama-lama macet balingnya tentu bisa merusak mesin, mahal juga
perawatannya,” ujarnya.
Budista bersama nelayan wisata lain khawatir wisatawan akan enggan
berkunjung ke Lovina, karena kondisi ini. Ia seringkali mengingatkan warga
sekitar yang membuang sampah sembarangan dan melakukan aksi bersih-bersih,
tetapi tetap saja tidak mengubah keadaan.
(DN~*).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com