Denpasar, Dewata News. Com - Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar gandeng APPMI (Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia) Bali untuk menyelenggarakan Pagelaran 100 Kebaya yang akan diselenggarakan pada tanggal 15 hingga 16 Mei 2015 mendatang. ISI Denpasar selaku Lembaga Pendidikan yang bergerak dibidang seni dan budaya, memiliki visi menjadi pusat unggulan seni bdaya berbasis kearifan lokal yang berwawasan universal.
ISI Denpasar bekerjasama dengan APPMI Bali yang berperan serta dalam memperkenalkan serta meningkatkan eksistensi busana nasional Indonesia terutama Kebaya. Sebagai busana wanita, Kebaya mengalami perkembangan yang menjadi simbol wanita Indonesia di Dunia.
Bagi masyarakat Bali, Kebaya menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari maupun acara formal tertentu. Oleh karena itu, kerjasama antara APPMI Bali dan ISI Denpasar dalam Pagelaran 100 Kebaya akan menjadi sarana edukasi bagi masyarakat mengenai tren serta perkembangan Kebaya.
Menurut Dwi Iskandar selaku pimpinan APPMI Bali, adanya Pagelaran 100 Kebaya ini dibuat untuk mengedukasi masyarakat Bali bahwa ada macam-macam Kebaya yang cocok dipakai untuk pesta dan juga ada Kebaya yang cocok dipakai untuk ke Pura, supaya masyarakat tidak salah memakai Kebaya.
“Target kami adalah respon dari peserta, selebihnya kami akan menyeleksi. Tapi yang utama target kami adalah support dari masyarakat dan peserta, jika target pertama sudah tercapai maka akan kami lanjutkan di tahun yang akan datang.” Jelas Dwi Iskandar.
Acara ini menjadi wadah bagi Lembaga Pemerintahan di Bidang Industri dan Ekonomi Kreatif, Pemerintah dan praktisi seni khususnya fashion dalam meningkatkan industri perekonomian Bali.
Ada dua bagian dari Pagelaran 100 Kebaya, hari pertama aka nada pameran dan instalasi yang dimulai pada tanggal 15 Mei 2015 pukul 14.00 WITA, sedangkan untuk pagelarannya sendiri akan ditampilkan tanggal 16 Mei 2015 yang mulai pada pukul 18.00 WITA.
“Tema yang kita pakai untuk Pagelaran 100 Kebaya adalah tradisioal, kontemporer, dan futuristik meskipun kita tidak tahu tapi ada kemungkinan Kebaya futuristik untuk masa depan akan ada. Berbeda dengan yang pagelaran lainnya kita mengundang dari semua kalangan, tidak focus untuk area Bali saja, tetapi juga Jakarta, Jawa, dan lain-lain.” Jelas Tjokorda Abi saat jumpa pers di Fakultas Seni Rupa dan Desain, ISI Denpasar.
Diharapkan, kegiatan tersebut bisa memberikan edukasi kepada masyarakat jika ke pura gunakan Kebaya Tradisi, karena Kebaya Tradisi sudah ada pakemnya, estetikanya, dan sebagainya. Sedangkan jika ke Pesta, maka gunakan kebaya yang kontemporer. (DN - SB)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com