Jembrana, Dewata News.com - Heboh!! Baru Kemarin Kejadiannya!! Bentrok antar kampung di Desa Yeh Daya, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali menghancurkan rumah dan satu rumah ibadah. Salah satu kelompok warga tiba-tiba mengamuk di lokasi tanah adat Tukadaya yang berlokasi di pinggir sungai Tukadaya.
Kelompok warga tersebut sambil membawa linggis, palu dan kayu langsung merobohkan tiga unit bangunan rumah tinggal dan satu unit musala milik Samsi (50) warga Desa Yeh Daya, Kecamatan Melaya, Jembrana, Bali yang dinilai berdiri di atas tanah adat. Samsi dan keluarganya (termasuk warga pendatang di desa pekraman tersebut).
Aksi brutal ratusan warga tersebut tentu saja membuat penghuni rumah panik dan berhamburan menyelamatkan diri. Dua orang warga terluka akibat kejadian tersebut akibat terkena hantaman linggis dan kayu. Masing-masing Komari dan Rahmad.
Tiga unit rumah tinggal yang hancur dan rata dengan tanah milik Samsi, namun dihuni oleh sejumlah warga pengontrak.
"Kami tidak tahu apa-apa pak, kami di sini hanya mengontrak. Kami tidak tahu tanah ini menjadi sengketa," ujar Kartini (40) warga Jember yang mengaku baru mengontrak empat bulan di rumah Samsi, Senin (11/05) malam di lokasi kejadian.
Menurutnya warga tiba-tiba menyerang dan menghancurkan rumah serta musala sekitar pukul 18.00 Wita. Puluhan aparat kepolisian dari Polsek Melaya dan Polres Jembrana yang tiba di lokasi kejadian langsung melakukan pengamanan.
Petugas juga berhasil menyita sejumlah senjata tajam dari kedua kelompok warga yang bentrok, di antaranya linggis dan samurai. Saat ini dua kelompok warga yang terlibat bentrok masih diamankan oleh aparat kepolisian agar tidak terjadi bentrok susulan.
Diduga bentrok dipicu oleh Samsi, yang awalnya tinggal di Penuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali dan kemudian pindah ke Desa Desa Yeh Daya atau biasa disebut Tukadaya, Kecamatan Melaya, Jembrana dan menempati tanah adat setempat yang sejatinya digunakan sebagai Catuspata (tempat pecaruan) oleh desa pakraman setempat.
Aparat desa pakraman dan warga sudah sering mengingatkan Samsi agar tidak menempati tanah tersebut namun tidak mengindahkan. Malah membangun tiga unit rumah untuk dikontrakan dan membangun mushala.
Warga yang berang kemudian menghancurkan rumah namun sebelumnya dihadang oleh belasan warga lainnya yang merupakan keluarga dari Samsi. Saat ini aparat kepolisian, masih memediasi kedua kelompok warga yang bentrok di Kantor Desa. (DN~Merdeka.com).-
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com