Elpiji Kemasan Tiga Kilogram di Buleleng Langka Karena Permintaan Membludak - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

5/12/15

Elpiji Kemasan Tiga Kilogram di Buleleng Langka Karena Permintaan Membludak

 Polisi cek pangkalan gas elpiji 3 kg di Labuhan Aji, Temukus.
Buleleng, Dewata News.comMerebaknya keluhan masyarakat pengguna bahan bakar elpiji, khususnya kemasan tiga kilogram yang mengalami kelangkaan beberapa hari terakhir ini, mendapat atensi dari jajaran Kepolisian Resor Buleleng. Kasat Reskrim Polres Buleleng AKP Ketut Adnyana.TJ beserta jajarannya, Senen (12/05) siang langsung melakukan pengecekan ke SPPBE (Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji) di Labuhan Aji, Desa Temukus, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali.

     ”Dari informasi yang diperoleh dari Menejer/Penanggungjawab SPPBE di Temukus, Gede Kariasa diperoleh keterangan, bahwa pendistribusian dari SPPBE ke 10 agen yang ada di Kabupaten Buleleng tetap seperti biasa dan tidak ada masalah. Artinya, lancar sesuai kuota masing-masing agen,” kata Kasat Reskrim Polres Buleleng AKP Ketut Adnyana.TJ usai melakukan pengecekan ke SPPBE Labuhan Aji, Desa Temukus, Kecamatan Banjar.

    Seijin Kapolres Buleleng AKBP Kurniadi, Kasat Reskrim Adnyana.TJ mengatakan, setelah melakukan pengecekan di SPPBE, pihaknya melakukan penyelidikan langsung ke beberapa agem gas elpiji yang ada di Kota Singaraja dan sekitarnya.

   Hasil penyelidikan di salah satu agen elpiji 3 kilogram, jelas Adnyana.TJ, karena permintaan membludak, sehingga ada permasalahan di pengecer. ”Karena dari sub agen atau pangkalan ke pengecer dan pengecer ke pembeli dimungkinkan ada hambatan antara pangkalan dengan pengecer,” imbuhnya.

   Menyikapi permasalahan tersebut, jelas Adnyana.TJ, pihaknya kembali akan melakukan pengecekan ke para agen, terkait pendistribusian yang dilakukan SPPBE kea gen, apakah sudah sesuai dengan kuota yang diberikan.    

 SPPBE (Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji )                      .
     Untuk diketahui, SPPBE memperoleh uang jasa pengisian LPG Rp300/kg. Dengan demikian uang jasa pengisian setiap tabung Rp900. Namun uang jasa pengisian ini dibatasi, SPPBE hanya dapat memperoleh uang jasa pengisian senilai Rp900/tabung buat 250 ribu tabung sebulan atau sekitar 10 ribu tabung/hari. Di atas angka tersebut, uang jasa pengisian per tabung bagi SPPBE hanya Rp840.

     Kelangkaaan gas LPG tiga kilogram beberapa hari ini, bukan hanya sulit didapat, namun harga elpiiji dengan warna tabung hijau muda ini juga melonjak hingga Rp25.000 per tabung. Tak pelak, kondisi ini membuat konsumen elpiji di Buleleng panik. Konon, kelangkaan hingga memicu kenaikan harga ini akibat termakan isu kenaikan pencabutan subsisi untuk tabung elpiji kemasan tiga kilogram.

    Sementara itu Dinas Koperasi Perdagangan dan Perindustrian (Diskopdagprin) Buleleng Selasa (11/05), melakukan pemantauan menyasar pihak agen dan pangkalan elpiji di Buleleng. Tim dari Diskopdagprin ini menyasar agen yang mendistribusikan elppiji kemasan tiga kilogram, dan agen yang mendistribusikan tabung kemasan 12 kilogram.    
     
Ni. Made Arnika
  Kepala Diskopdagprin Buleleng Ni. Made Arnika mengatakan, setelah berkeliling melakukan monitoring, tim yang diturunkan menemukan hasil  dimana distribusi dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) dan pengangkutan ke agen-agen elpiji situasinya masih lancar. Hal serupa juga terjadi pada tingkat distribusi dari agen ke pangakalan, dan pengecer tidak terjadi kendala yang memicu kelangkaan.

    Atas hasil monitoring ini, tim menyimpulkan kelangkaan elpiji belakangan ini karena tingginya permintaan dari konsumen  terutama sebelum memasuki Hari Raya Pagerwesi yang telah berlalu. “Situasinya lancar-lancar saja, Cuma terjadi peningkatan permintaan terutama sebelum Pagerwesi, sehingga konsumen terkesan panik dan apalagi ada isu kenaikan harga elpiji kemasan 12 kilogram,” katanya. 

      Permintaan tabung elpiji kemasan tiga kilogram ini membengkak juga karena peralihan pemakaian dari tabung kemasan 12 kilogram ke kemasan tabung tiga kilogram juga mengakibatkan permintaan membengkak. Permintaan yang tinggi dan stok yang terbatas ini kemudian memicu kenaikan harga elpiji tiga kilogram hingga mencapai Rp25.000 tiap tabung. Meski permintaan tergolong tinggi, namun tingkat konsumsi masih tergolong normal. Dimana peredaran tabung di Bali Utara per harinya mencapai 22.520 tabung.

    “Kami sudah mengingatkan para agen dan pangkalan untuk bersama-sama menjaga dan segara mengembalikan situasi peredaran elpiji normal. Kami juga minta agen dan pangkalan tidak coba-toca melakukan permainan untuk mencari keuntungan,” imbuhnya.

    Di sisi lain Arnika mengatakan, untuk mensatabilkan peredaran tabung elpiji dan menurunkan harga, Diskopdagprin Buleleng telah berkoordinasi dengan Pertamina untuk menggelar Operasi Pasar (OP). Hanya saja OP elpiji ini masih dibahas lebih lanjut mengenai teknis dan daerah yang akan disasar. (DN~*).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com