Buleleng, Dewata News.com — Satu-satunya wantilan yang dibangun Pemerintah Kabupaten Buleleng di areal eks Pelabuhan Buleleng, selain sebagai tempat berteduh warga kota saat rekreasi, tak jarang dipergunakan tempat kegiatan yang disekitarnya bertaburan pedagang emperan. Dibalik manfaat wantilan itu, tidak semua warga ngeh (tahu) tiang penyangga sudah rapuh.
Wantilan yang berdiri di objek
wisata eks Pelabuhan Buleleng ini, pertengahan November 2014 pernah mendapat
sorotan Wakil Buleleng Buleleng,.Nyoman Sutjidra. Pasalnya, wantilan yang
biasanya digunakan untuk rehat oleh pengunjung, termasuk bangunan penting dan
perlu mendapat perhatian, ternyata mengalami kerusakan di bagian atapnya.
Terkait kerusakan itu, Wabup
mengatakan sebenarnya anggaran untuk perbaikan wantilan sudah diplot di tahun
2015. Dinas PU sudah menghitung RAB yang dibutuhkan untuk memperbaikinya
sekitar Rp400 juta.
Saat itu Wabup meminta dinas terkait,
yakni Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Buleleng yang mengelola objek
wisata tersebut, untuk sementara menurunkan genteng-genteng agar tidak
membahayakan pengunjung yang senantiasa ramai, dari pagi sampai sore
Warga yang mengetahui kondisi tiang penyangga wantilan itu rapuh,
memberitahukan kepada warga lainnya yang kebetulan mau istirahat. Alhasil,
wantilan tidak lagi dijadikan untuk tempat bermain catur maupun beristirahat.
Padahal, hari-hari sebelumnya wantilan itu senantiasa padat pengunjung
beristirahat, di sampingi main catur mengisi waktu senggang di sore hari.
Salah seorang warga dari Kampung Tinggi,
Kelurahan Kampung Baru menuturkan, belakangan ini wantilan terasa lengang
pengunjung untuk istirahat maupun teman-teman bermain catur akibat kondisi
wantilan dengan tiang penyangga sudah rapuh.
”Kayu penyangga di
beberapa sudut, sudah mulai keropos dan terlepas antara satu bagian dengan
bagian lainnya,” komentarnya. Bahkan, tiang di satu sudut kondisinya sudah
melengkung, seakan tidak kuat menahan atap.
Dengan kondisi seperti itu, membuat pengunjung khawatir untuk istirahat
karena sewaktu-waktu wantilan itu akan ambruk. ”Dengan kondisi tiang penyangga
yang sudah rapuh semestinya segera diperbaiki, atau menunggu wantilan ambruk
total, baru mendapat perhatian untuk di”proyekkan” agar biaya perbaikan lebih
besar?” imbuh Kadek Suasta. (DN~*).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com