Proyek Pembangunan IRD RSUD Buleleng |
Buleleng, Dewata News.com — Komisi II DPRD Kabupaten Buleleng ketika meninjau proyek pembangunan gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Buleleng, beberapa waktu lalu menemukan adanya perubahan desain beton dinding basemen atau lantai dasar dari perencanaan Detail Enjenering Desain (DED) yang sudah disusun.
Ketua Komisi II DPRD Buleleng Putu Mangku Budiasa ketika ditemui di
Singaraja, Selasa (21/04) mengatakan, pihaknya ketika mengawasi jalannya proyek
saat itu meminta rekanan kontraktor pelaksana mempresentasikan pelaksanaan
proyek yang sudah berjalanhampir sebulan itu. Pada saat pemaparan proyek itulah
terungkap terjadi perubahan desain dalam item pekerjaan pebangunan beton
dinding pada basemen.
Berdasarkan dokumen DED, kata Mangku Budiasa, beton dinding basemen
sebelah timur itu dibangun dengan batu kali. Ketika proyek dimulai, tembok yang
sudah ada harus dibongkar, kemudian dipasang dengan yang baru. Kalau desain ini
diikuti, maka bangunan rawat inap yang sudah ada sekarang dan lokasinya lebih
tinggi akan roboh.
Atas kondisi itu, pihak kontraktor pelaksana PT. Tunas Jaya Sanur
bersama pengawas lapangan, PPTK diminta membahas kendala tersebut. Hasilnya?
Telah disepakati, kalau tembok basemen diganti dengan memasang borfile yang
dikombinasikan dengan pemasangan batako.
Menurut Mangku Budiasa, ketika Komisi II yang dipimpinnya itu melakukan
peninjauan pengawasan pelaksanaan proyek IGD RSUD Buleleng itu, juga diikuti
Wakil Ketua DPRD Buleleng Mae Purna Adi Wijaya. Di lokasi proyek, konjungan
Komisi II DPRD Buleleng diterima Site
Enjenering, Ketut Suardana, didampingi oleh Site Menejer Proyek IGD RSUD Buleleng
I Nyoman Astika, di samping Dirut RSUD Buleleng dr. Made Widiartana beserta
PPTK Proyek IGD RSUD.
Ketua Komisi II DPRD Buleleng Putu Mangku Budiasa selanjutnya
mengatakan, perubahan desaian untuk tembok basmen itu dapat diterima. Dokumen
tentang perubahan desain, termasuk kajian teknis pekerjaan tembok basemen itu
diharapkan segera disempurnakan dengan DED yang sudah ada. ”Pada prinsipnya
kami menerima dan perubahan desan itu segara disesuaikan dengan DED yang ada,”
katanya.
Di sisi lain politisi PDI-P asal Desa Selat, Kecamatan Suaksada ini
mengatakan,
dewan berkomitmen untuk ikut mengawasi
pembangunan, sehingga proyek IGD yang merupakan proyek prestisius ini bisa
berjalan dan sesuai dengan perencanaan dalam DED yang sudah disusun sebelumnya.
“Pada prinsipnya kami berkomitmen bersama pemerintah agar proyek ini berjalan
sesuai DED yang sudah ada. Makanya kami ikut mengawasi dan bukan mencari
kesalahan pihak tertentu,” tegasnya.
Sementara itu, Site Enjenering Proyek IGD RSUD Buleleng Ketut Suardana menjelaskan, perubahan desain tembok bamsemen itu sudah berdasarkan kajian dan kesepakatan pihak terkait dalam proyek ini. Perubahan dari batu kali menjadi borfile tidak langsung dilakukan, namun pihaknya mencoba dengan cara lain dengan memasang tiang pancang. Namun pemasangan tiang pancang ini pun mengalami kendala. Beton tiang panjang sulit menembus tanah yang berbatu dan bahkan tiang pancang yang dipasang patah.
Atas kondisi ini, alternatif terakhir dengan borfile ini bisa mengatasi
kendala itu, sehingga disepakati untuk merubah desain tembok basmen itu dari
DED yang sudah ada. “Sudah semua ada kajiannya dan sudah disepakati merubah dan
itu semua ada dokumennya. Desain batu kali seperti DED anggaran diperlukan
sekitar Rp1 miliar dan dengan borfile ini bianaya lebih murah Rp800 juta,
sehingga ada penghematan anggaran,” tegasnya. (DN~*).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com