Ogoh-Ogoh Bangkal De'Bangal Tegal Wangi Bersatu |
Buleleng, Dewata News.com — Kapolres Buleleng, AKBP Kurniadi berharap peserta pawai Ogoh-Ogoh di malam pengerepukan yang mewarnai perayaan Nyepi – Tahun Baru Caka 1937 Tahun 2015 tidak mengkonsumi minuman keras (miras). Sebab, menegak miras cendrung dapat memicu konflik antar sesama peserta pawai.
Kurniadi mengatakan, tanggung jawab pengamanan pawai Ogoh-ogoh akan
diserahkan penuh kepada pecalang dan Aparat Desa dan Kelurahan.
"Kami akan bekerjasama dengan aparatur desa dan pecalang dalam
pengamanan pawai Ogoh-Ogoh. Mereka kami berikan kepercayaan untuk menjaga
masing-masing wilayahnya. Sedangkan kami akan tempatkan anggota di tiap
perbatasan desa," ujar Kurniadi di Singaraja, Senen (16/03).
Sementara itu, hampir di setiap desa maupun banjar saat ini sudah
menyiapkan pembuatan Ogoh-Ogoh, bahkan sudah selesai pengerjaannya. Seperti
kalangan pemuda remaja yang ada di wilayah Banjar Adat Pakraman Banjar Tegal,
Kelurahan Banjar Tegal Singaraja.
Untuk mewarnai perayaan Nyepi – Tahun Baru Caka 1937 Tahun 2015 ini,
setidaknya ada 11 Ogoh-Ogoh dari empat Lingkungan yang ada di Kelurahan Banjar
Tegal, diantaranya Lingkungan Tegal Anyar, Tegal Wangi, Tegal Sari. Dari
Lingkungan Tegal Anyar yang bakal menampilkan Ogoh-Ogoh “Bangkal naik sepeda
standing”, hingga Senen siang masih terus disempurnakan dengan mengecat
disana-sini dibawah koordinator Tut Widi.
Kelian Banjar Adat Pakraman Banjar Tegal, Jro Mangku Putu Santra mengatakan, kegiatan parade Ogoh-Ogoh yang diselenggarakan setiap malam pengrupukan perayaan hari raya suci Nyepi Tahun Baru Caka hingga saat ini belum bisa untuk dilombakan karya teruna-teruni setempat itu. Pasalnya, masih ada bangunan fisik, seperti Balai Banjar berlantai dua yang baru selesai itu perlu pembiayaan besar untuk upacara melaspas dan mangguh yang diagendakan pada Anggarkasih Julungwangi mendatang.
Sesuai hasil paruman dengan prajuru adat setempat, Minggu (15/03) malam,
Kelian Banjar Adat Pakraman Banjar Tegal Jro Mangku Putu Santra menekankan,
pentingnya etika dan estetika Ogoh-Ogoh yang diparadekan itu. Selain itu, ia
menekankan warga yang mengusung Ogoh-Ogoh harus bebas miras, sesuai arahan dari
Camat maupun Kepolisian.
Sementara itu dari kelompok Pemuda Tidur Larut Malam (Peti Lama) Desa
Sangsit, Kecamatan Sawan, membuat ogoh-ogoh berbahan sterofom dengan rangka dari besi ini, berbentuk seorang pria
menunggangi kuda dan menarik busur panah di hadapan kala (raksasa).
"Kami mengambil tema seorang petapa yang diganggu oleh Bhuta kala,
hingga dia bangun dan mengambil panahnya untuk ditancapkan di tubuh kala itu
dan dibakar," ujar koordinator lapangan Peti Lama, Made Budiada.
Budiada menambahkan, pengerjaan Ogoh-ogoh ini telah berlangsung selama
sebulan dan menghabiskan biaya Rp12 juta. Ogoh-ogoh ini rencana akan diarak
saat malam pengerupukan, perayaan hari raya suci Nyepi Tahun Baru Caka 1937.
Namun, ia menegaskan saat malam pengerepukan tidak ada acara minum
minuman keras (miras). Menurutnya, anggotanya tidak akan bisa mengarak
Ogoh-ogoh dalam kondisi mabuk.
"Pada pengrupukan tidak ada acara minum-minum. Karena kalau mabuk
tidak bisa jalan Ogoh-ogohnya. Selesai mengarak Ogoh-ogoh anak-anak juga capek
dan tidak bisa minum," ungkapnya. (DN~TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com