Gedung bekas Jembatan Timbang di Bungkulan |
Buleleng, Dewata News.com — Jembatan timbang milik Pemerintah Provinsi Bali yang berlokasi di sebelah utara ruas jalan Singaraja-Kubutambahan, kawasan Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng terlantar.
Terbengkalai dan terlantar karena tidak difungsikan, seperti halnya
sarana dan prasarana sejenis di ruas jalan Seririt-Gerokgak, kawasan Yeh
Anakan, Seririt berfungsi meski tidak optimal.
Jembatan Timbang Bungkulan yang tinggal onggok bangunan yang tidak pernah
ada bekas upaya pemeliharaan. Bahkan, rumput dan semak liar mulai tumbuh subur.
Akibatnya, bangunan terkesan kumuh. Dinding bangunannya tampak compang camping,
sehingga cat temboknya berubah usang. Tepat di depan bangunannya tertera plang
yang bertuliskan “Tanah Bangunan ini Milik Dishub Inkom Pemprov Bali”.
Menyusul tidak terurusnya jembatan timbang ini, sehingga dimanfaatkan
oleh warga sekitar. Bangunan ini pun mulai dimanfaatkan untuk memajang hasil
kerajinan bade (wadah untuk upacara ngaben-red). Selain itu, ada juga warga
yang memfungsikan bangunan ini untuk tempat parkir mobil. Kabarnya, warga
memanfaatkan bangunan ini karena pemerintah sendiri sengaja tidak memfungsikan
fasilitas ini.
Terbengkalainya jembatan timbang ini mengetuk keinginan Pemkab Buleleng untuk
memfungsikan, sekaligus mengoperasikan, namun nampaknya sulit dipenuhi. Ini
terjadi karena Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi (Dishubinkom)
Provinsi Bali kesulitan mengoperasikan jembatan tersebut karena fasilitas
penting itu belum dilengkapi dengan peralatan untuk mengukur beban angkut
kendaraan.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Buleleng Gede Gunawan.AP di Singaraja,
Selasa (03/03) mengatakan, sejatinya pemkab Buleleng sangat mengharapkan
jembatan timbang itu dapat difungsikan kembali.
Kenapa? Mantan Camat Sawan ini mengatakan, untuk mencegah kerusakan
jalan akibat pelanggaran beban angkut yang melebihi ketentuan. Apalagi,
belakangan ini lalulintas kendaraan pengangkut barang yang melintas ke Buleleng
bertambah ramai. Ini bisa sesuai dengan catatan dimana setiap harinya kendaraan
pengangkut barang yang didominasi truk pengangkut meterial bangunan mencapai
300 unit kendaraan setiap hari.
”Kami pernah meminta difungsikan karena sarana itu dibutuhkan sehingga
beban angkutnya bisa diawasi dan ini mencegah kerusakan jalan di daerah Buleleng,”
katanya.
Menurut mantan Kabag Humas dan Protokol Setkab Buleleng ini, setelah
Dishub Buleleng secara resmi mengajukan permohonan itu, pihak Dishub Provinsi
Bali belum bisa memenuhi permohonan tersebut.
Dari penjelasan yang diterimanya secara lisan, kalau jembatan timbang
itu tidak bisa difungsikan dalam waktu dekat ini. Hal ini karena pemprov tidak
memiliki peralatan pendukung untuk mengoperasikan jembatan timbang itu. Salah
satunya adalah mesin pencatat beban angkut kendaraan sampai sekarang belum juga
bisa dipasang pada bangunan jembatan timbang di Bungkulan.
Atas kondisi ini, Dishubinkom Bali menyatakan sedang mengupayakan dengan
cara mengajukan proposal bantuan ke Kementrian Perhubungan (Kemenhub) RI di
Jakarta. Dengan fakta ini, dipastikan upaya pengawasan beban angkut kendaraan
yang melintas ke Buleleng belum bisa diwujudkan dalam waktu dekat ini.
”Bangunan yang ada sekarang belum ada mesin pencatat beban angkut.
Pemprov Bali melalui Dishubinkom Bali sedang mengupayakan untuk meminta bantuan
ke pusat, sehingga kami terpaksa menunggu saja,” tegasnya. (DN~TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com