saat berbincang dengan Pemred Dewata News.
Buleleng, Dewata News.com — Berbicara tentang kawasan wisata Lovina, AA Ngurah Sentanu seorang yang mendapat Penganugrahan Pelopor Pariwisata Bali 2007, ketika ditemui mengatakan, pengembangan pariwisata di Lovina sudah dirintis dan dipelopori. Makanya berani membentuk kawasan wisata dan seharusnya berani bertanggung jawab.
Buleleng, Dewata News.com — Berbicara tentang kawasan wisata Lovina, AA Ngurah Sentanu seorang yang mendapat Penganugrahan Pelopor Pariwisata Bali 2007, ketika ditemui mengatakan, pengembangan pariwisata di Lovina sudah dirintis dan dipelopori. Makanya berani membentuk kawasan wisata dan seharusnya berani bertanggung jawab.
Artinya, menurut AA Ngurah Sentanu, dalam pengembangannya unsur sarana
pokok, sarana pelengkap, penunjang harus dibangun atau disempurnakan secara
benar sesuai dengan Kepariwisataan.
Sebagai salah satu pewaris pencetus kelahiran Lovina ini, AA Ngurah Sentanu mengatakan, daya tarik wisata (pantai) harus ditata indah.secara alami. ”Apa yang telah terbentuk itu harus diproteksi dengan aturan jelas dan tegas,” ungkapnya di Lovina, Jumat (13/03) sore.
Onwer Lovina Beach Hotel ini saat bersantai menjelang senja menikmati damainya pantai Lovina ketika berbincang dengan Dewata News sambil meneguk hangatnya kopi bali prihatin melihat kondisi Lovina saat ini. Karena itu, ia meminta para pengusaha dan karyawan dari semua bidang harus professional, mengerti dengan seluk beluk pariwisata yang saling mengkait seperti mata rantai.
who built on this site the Lovina resort in 1953 now Lovina Beach Hotel
Sebab, tegas AA Ngurah Sentanu, tanpa pengertian itu pariwisata rapuh.
Kerapuhan pelayanan dalam pariwisata akan merusak pariwisata itu sendiri,
karena saling merasa penting, saling menjatuhkan satu sama lain yang sampai
disebut ”Tourism Kill Tourism” atau ”Pariwisata Liar”.
Dari pantauannya, pembangunan fasilitas pariwisata Bali harus mengacu pada keamanan dan kenyamanan turis, jangan malahan mengecilkan identitas pariwisata budaya. Bahkan, pembangunan fasilitas pariwisata Bali terkesan alpaka guru, karena menyimpang dari budaya Bali.
Kenapa? Makin berjejalnya fasilitas pariwisata di Bali, dilihat dari ornament, bentuk dan ruang yang dijamah untuk kepentingan penyanga pariwisata banyak yang menyimpang. Banyak fasilitas pariwisata di Bali meninggalkan identitas Bali dan terlalu toleran dengan ambisi pemilik modal. Hal ini juga diamini praktisi pariwisata Nyoman Suwela selaku owner Hotel Angsoka Family.
Ketika dikonfirmasi terkait ada tudingan Bali Menuju Pariwisata Liar, AA Ngurah Sentanu mengatakan, tanpa pengawasan dan kalau para pelaku pariwisata tidak mawas dan peka terhadap gejala buruk, maka petaka itu akan terjadi.
"Adanya tudingan
Bali menuju pariwisata liar, berarti
belum liar, atau belum dapat miliaran. Tapi yang terjadi sekarang
"pembiaran". Di pariwisata tidak mungkin ada istilah liar, tapi yang
ada aman, tertib, hospitaity, indah. Kalau sampai liar itu bukan pariwisata,”
tegas AA Ngurah Sentanu. (DN~TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com