Illustrasi demo teriak ancam bakar kafe |
Bengkulu, Dewata News.com — Keberadaan Kafe Cemara di Pantai Panjang diresahkan warga. Bahkan, kemarin malam pukul 22.00 WIB sekitar seratus warga dua Rukun Tetangga (RT) yakni RT 16 dan 13, Kelurahan Nusa Indah, Kecamatan Ratu Samban melakukan aksi demo. Warga mendatangi kafe milik Gn (40).
Alasan warga demo lantaran suara musik di
kafe tersebut menganggu ketenteraman masyarakat. Untungnya aksi sekitar satu
jam berhasil diredam. Sehingga warga yang datang tidak sampai merusak fasilitas
atau bangunan kafe.
Zarori (35) warga RT 16, Kelurahan Nusa Indah
mengakui bahwa warga nekat mendatangi kafe tersebut lantaran sudah resah dengan
suara bising. Selain itu warga tidak terima aktivitas kafe beroperasi tidak
sesuai dengan perjanjian.
Untuk itu warga meminta agar kafe ditutup
jika suara musik tidak diredam dan masih menganggu kenyamanan masyarakat.
"Kami sudah sebulan ini yang sudah
tidak tahan mendengar suara musik tiap malam dari kafe tersebut (Cemara, red).
Dentuman musik membuat rumah bergetar dan warga yang sakit dan tidur terganggu.
Bahkan anak-anak banyak yang ketakutan. Kemudian aktivitasnya juga sudah tidak
sesuai kesepakatan dengan warga. Karena mereka bukan harusnya pukul 23.00 WIB
hingga 03.00 WIB. Kenyataanya belum azan magrib mereka sudah buka dan
sampai waktunya subuh," terang Zarori diamini warga lainnya kepada Rakyat
Bengkulu (Grup JPNN), kemarin.
Senada diungkapkan Epin (30) warga akan
melakukan tindakan jika pihak kafe tetap tidak mengindahkan tuntutan warga.
Bahkan warga akan menutup dan membakar kafe tersebut.
Dikatakan, aksi demo mendatangi kafe tidak
lain bentuk teguran awal. Karena keberadaan kafe yang tidak standar mulai dari
fasilitas pendukung seperti peredam suara itu benar-benar menganggu kenyamanan
mayarakat.
"Silahkan mencari uang, tapi jangan
warga diusik. Artinya kalau buat kafe harus ada peredam. Agar suara musik tidak
menganggu masyarakat. Karena banyak kafe di pantai panjang, tetapi mereka
ada peredam suara. Sehingga walaupun posisi dekat dengan pemukiman tetap tidak
terdengar musiknya hingga ke rumah warga. Jadi kalau ke depannya masih
terdengar dan menganggu maka jangan salahkan kami jika terjadi hal-hal tak
diinginkan," terang Epin. (DN~jpnn).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com