Dewata News. Com - Arema Indonesia mengecam sikap Menpora dan BOPI atas
keputusan menundak kick off ISL selama dua pekan kedepan. Keputusan ini
dianggap merugikan banyak pihak. Bukan hanya klub saja yang merugi. Tapi juga
semua elemen yang berpartisipasi dalam pertandingan ISL.
Bagi Arema, kerugian besar memang
dialami. Mulai batal mendapatkan pemasukan dari tiket pertandingan lebih awal,
hingga pemasukan dari sponsorship.
"Menpora dan BOPI jangan bangga berhasil menunda ISL. Karena
justru ini sebuah kerugian yang dampaknya luar biasa. Klub dirugikan itu sudah
pasti. Sponsor pun akan berteriak. Karena mereka sudah menyusun jadwal juga
untuk sebuah promosi. Bahkan penjual kaki lima dan tukang parkir di stadion pun
jelas terkena imbasnya. Karena mereka jauh-jauh hari berharap dapat penghasilan
tanggal 21 Februari akhirnya tidak jadi. Apa Menpora dan Bopi berfikir sampai
situ?, " tegas CEO Arema Iwan Budianto.
Seperti dilansir pssi.org, sejak awal klub sangat
berharap kompetisi diputar sesuai jadwal. Menpora pun diharapkan bisa membantu
klub untuk lebih cepat menjadi profesional dengan aturan yang mendukung.
"Menteri Kelautan saja
memberikan banyak kemudahan kepada nelayan agar lebih cepat sejahtera. Begitu
juga menteri yang lain. Harusnya Menpora juga memberikan kemudahan kepada klub
sepakbola. Karena klub ini masih dalam proses menuju profesional. Tapi sekarang,
justru mereka mempersulit pemasukan klub dengan menunda kompetisi,"
lanjutnya.
Sebenarnya Arema sangat berharap
Menpora dan BOPI bisa terjun langsung ke klub untuk terlibat bagaimana susahnya
mengelola klub sepakbola. "Menpora kan punya banyak staf. Bagi saja mereka
ke 18 klub ISL. Biar tahu juga secara langsung mengelola klub. Kalau memang
klub belum bagus manajemennya, itu dibenahi sambil kompetisi berjalan,"
tegas Iwan.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com