Oleh : Made Tirthayasa*
Sangat jelas, wartawan itu pekerjaan mulia dan standarnya hati nurani. Jangan profesi wartawan ”dijual” untuk kepentingan pribadi atau mengatasnamakan profesi wartawan. Jangan mudah diprovokasi oleh oknum-oknum, jangan mau wartawan ”disatukan” jangan mau wartawan dijadikan alat kekuasaan.
Mari perangi virus yang mengatasnamakan wartawan serta 'perangi' oknum-oknum yang sering melecehkan profesi wartawan.
Goresan pena ini bukan untuk menggurui, tetapi karena saya yang belum menjadi apa-apa dan sedang belajar menjadi wartawan justru terkoyak oleh keangkuhan oknum dalam pelbagai bentuk dan motif. Apa yang saya rasakan, sudah sering didiskusikan. Semoga rasa kita sama!!!
Saya ucapkan selamat dan respek dengan buah pikiran wartawan senior Pak Tirta Yasa. Dan mengharapkan bisa menjadi penerang dalam kegelapan sesaat bagi wartawan yang lain.Masyarakat mencium dan merasakan,bahkan melihat menifesto sajian berita-berita yang dekat dengan istilah berita pesanan/kemasan. Yang mengkhawatirkan jika yang dikemas adalah sesuatu yang sebenarnya buruk tapi kelihatan justru sepertinya baik.Sehingga masyarakat salah konsumsi. ...bayangkan efek dari kesalahan konsumsi sesuatu? Masyarakat bisa sakit hati,sakit mental,sakit fisik dll. Kalau masih memungkinkan untuk kembali ke fitrah alangkah baiknya perkembangan bangsa yg di gerakkan dinamo sang wartawan.
ReplyDeleteNyoman Tirtawan.
Maaf pak saya ada ponakan kena bakar kakinya sdg perawatan di ICU Sanglah.....minggu kemarin masuk UGD Kerta Usada dan selasa dirujuk ke Sanglah. Dua malam di KU menguras rp.14,7 jt....bayangkan kalau sampai bulanan?Gak bisa bayar......He he He nanti mau bandingkan ongkos nya....
Sanglah jauh lebih bersih dan canggih serta sangat profesional dan hambel. .....jadi minggu blm bisa ke Singaraja. Maaf ya
....