Candi Buddha Peninggalan Sejarah Abad IX Ada di Kalibukbuk Oleh: Made Tirthayasa - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

2/25/15

Candi Buddha Peninggalan Sejarah Abad IX Ada di Kalibukbuk Oleh: Made Tirthayasa


Bangunan berbentuk Candi Buddha peninggalan sejarah abad IX di wilayah Desa Kalibukbuk, Buleleng, Bali diresmikan oleh Dirjen Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia pada tanggal 24 Mei 2009. Peresmian itu sebagai tanda telah selesainya aktivitas pemugaran yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Bali, NTB, NTT.

       Candi Buddha Kalibukbuk yang berada di kawasan pariwisata Lovina ini, merupakan salah satu peninggalan purbakala yang menjadi bukti telah berkembangnya agama Buddha di Bali Utara, khususnya Buleleng pada abad IX.

       Bentuk pondasi segi delapan Candi sangat unik dengan bahan bata yang disebut bata Majapahit. Jika dari Kota Singaraja, lokasi tersebut sekitar 12 km ke arah barat dikawasan pariwisata Lovina.

       Sesuai Undang-Undang RI No.5 Tahun 1992 tentang Cagar Budaya, Candi Buddha Kalibukbuk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kepentingan agama, social, pengetahuan, pendidikan, kebudayaan dan pariwisata.                      
Rombongan berjumlah sekitat 60 orang dari Vihara Buddha Sakyamuni Denpasar 
sempat berkunjung ke lokasi Candi Buddha di Desa Kalibukbuk, Buleleng, Bali Utara
               
      Penemuan Situs Budha Kalibukbuk kali pertama dilaporkan oleh pemilik Hotel Angsoka di Lovina pada tahun 1991 ketika penggalian tanah untuk pembuatan kolam yang secara tidak sengaja menemukan beberapa fragmen stupika yang sebagian telah dihancurkan oleh pekerjanya karena ketidaktahuan tentang artefak tersebut. Artefak yang tersisa dan berhasil diselamatkan berjumlah 80 buah stupika, 18 buah materai, dan 3 buah relief. Temuan tersebut kini disimpan di Balai Arkeologi (Balar) Denpasar.

    Pada tahun 1994, Balar Denpasar melakukan ekskavasi untuk kali pertama di Candi Buddha Kalibukbuk yang jaraknya sekitar 800 meter ke arah selatan dari Hotel Angsoka tempat penemuan puluhan stupika dan berhasil mengungkap struktur candi batubata. Ekskavasi yang dilakukan oleh Balar Denpasar berlanjut hingga tahun 2000 tersebut berhasil mengungkap keseluruhan struktur candi yang terdiri atas satu buah candi induk segidelapan di tengah dan dua buah candi perwara berbentuk bujursangkar di sisi timurlaut dan baratdayanya. Temuan selain struktur antara lain: kereweng, stupika, uang kepeng, tulang binatang, keramik, relief gana, relief sulur, relief gajah, susunan batu andesit dan fragmen emas.


                                                                          
  Setelah meninjau bangunan Candi Buddha, mereka melakukan doa bersama, mereka melihat sekitar bangunan. Dalam kesempatan itu juga, mereka berbincang dengan pengelola AA Ngurah Sentanu yang juga adalah penemu dari reruntuhan Candi tersebut. Rombongan mendapat penjelasan, bagaiman liku-liku pengalamannya sejak lebih dari 50 tahun (sejak 1960),sehingga  akhirnya menemukan puing bekas bangunan abad IX~X.  

       
Sumur tua membuka misteri
     
1994 ~ Tumpukan bata berukuran lebih besar dari biasa tersusun rapi di dalam sumur, kurang lebih 2 meter dibawah permukaan tanah. Terdapat juga sejumlah stupika tanah bermeterai.

    Pada tahun 2004, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (dahulu bernama Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala) Pejeng melakukan penggalian penyelamatan yang bekerjasama dengan Universitas Udayana dan Universitas Gadjah Mada.

     Penggalian tersebut membuka 20 kotak dengan hasil mengupas ketiga struktur candi serta temuan lainnya berupa harmika, kemuncak, chattra, yasthi, keramik, gerabah, ladam kuda, arang, tulang serta kerang.

    Secara keseluruhan Candi Buddha Kalibukbuk hanya ditemukan dasar candinya saja, sedang badan dan atap candi tidak dapat direkonstruksi secara jelas karena pada saat penemuan sudah hancur dan rusak. Candi Budha Kalibukbuk terdiri atas tiga bangunan utama, yaitu satu buah candi induk dan dua candi perwara di sisi timurlaut dan baratdayanya.

    Candi Induk atau Utama berbentuk segidelapan dengan diameter 8 m dan panjang tiap sisinya 3 meter. Di tengah-tengah dasar candi terdapat struktur batu andesit yang menjari ke delapan arah mata angin. Diperkirakan terdapat satu buah bilik atau ruangan candi pada bangunan utama ini.

    Hal tersebut diperkuat oleh temuan fitur berupa lantai dari tanah merah (batubata yang dihaluskan) pada tengah candi dan tangga masuk di sebelah tenggara. Pada badan candi kemungkinan terdapat relief-relief budha, gana, gajah, padma dan sulur-sulur yang dipahatkan pada setiap sisi dinding dengan batas bingkai (frame). Keseluruhan bentuk tersebut ditemukan pada saat penggalian, baik oleh Balar Denpasar maupun BP3 Pejeng.(*).--
 

1 comment:

  1. Tulisan berjudul Candi Budha, mengenai Penemuan Situs Budha Kalibukbuk tetapi kok dibelokkan, dengan tulisan: kali pertama dilaporkan oleh pemilik Hotel Angsoka di Lovina. Kemudian dalam keterangan foto ditulis: AA Ngurah Sentanu yang juga adalah penemu dari reruntuhan Candi tersebut. Penulisan bisa kacau begitu??

    ReplyDelete

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com