Kadisbudpar Buleleng Gede Suyasa ketika mengamati lontar milik Cening Balik di Menyali |
Buleleng, Dewata News.com – Seorang warga Banjar Dinas Kawanan, Desa Menyali, Kecamatan Sawan, Cening Balik menyerahkan beberapa cakep (bendel) lontar untuk disimpan di Gedong Kirtya, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Buleleng, Singaraja.
Cening Balik percaya Gedong Kirtya sebagai satu-satunya museum lontar di
dunia, akan aman menyimpan lontar miliknya dan diselamatkan, setelah diterjemahkan,
karena dirinya juga tidak bisa membacanya.
”Saya ingin lontar ini aman dan
bisa berguna” ujarnya saat menyerahkan lontar
miliknya diterima Kepala Disbudpar Kabupaten Buleleng Gede Suyasa didampingi
Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Gedong Kirtya, Putu Gede Wiriasa di
rumah kediamannya, Banjar Dinas Kawanan, Desa Menyali, Kecamatan Sawan, Rabu
(14/01).
Sedikitnya 20 cakep (bendel) lontar saat
itu disiapkan untuk diserahkan Cening Balik
. Cening Balik mengatakan bahwa lontar
tersebut adalah milik saudaranya yang sudah meninggal. “Lontar ini adalah milik
kakak saya, karena saya tidak bisa membaca dan tidak mengerti isi lontar ini,
saya serahkan kepada Gedong Kirtya agar bisa diterjemahkan dan jika memang
penting agar disimpan disana,” imbuhnya.
Cening Balik menambahkan, bahwa ia ikhlas
menyerahkan lontar tersebut ke pemerintah agar lontar terselematkan kalau
memang isinya berguna.
Gede Suyasa selaku pejabat anyar Kepala Disbudpar
Kabupaten Buleleng menyatakan, rasa bangga terhadap kesadaran Cening Balik
memberikan lontar tersebut ke pemerintah. ”Saya memberikan apresiasi terhadap
Bapak Cening Balik karena beliau mau menyerahkan lontar tersebut untuk disimpan
di Gedong Kirtya,” ujarnya.
Mantan Kepasla Bappeda Kabupaten Buleleng
ini menambahkan, jika memang isi dari lontar tersebut tentang Desa Menyali maka
lontar tersebut akan dikembalikan ke Desa,dan jika lontar tersebut berisi
tentang leluhur beliau, lontar tersebut akan dikembalikan kepada pemiliknya.
”Nanti kami meminta bantuan kepada petugas
di Gedong Kirtya untuk membacanya dan akan mengembalikan lontar tersebut jika
isinya penting untuk sang pemilik atau Desa Menyali,” kata Gede Suyasa.
Putu
Gede Wiriasa selaku pejabat Kepala UPTD Gedong Kirtya mengatakan, untuk
menterjemahkan 1 cakep lontar memerlukan waktu sekitar 4 bulan, karena perlu
ketelitian dan kesabaran. (DN~HuM).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com