Buleleng,
Dewata News.com – Setelah
kenaikan harga elpiji 12 kilogram (kg) sejak lima hari lalu, permintaannya
menjadi menurun. Hal ini dikeluhkan sejumlah agen elpiji 12 kg di Singaraja,
Buleleng, Bali.
Satu di antaranya, agen PT Ambara Madya Sejati. Satu-satunya agen elpiji
12 kg di Singaraja ini mengaku pendapatannya menurun drastis. Bahkan,
penurunannya mencapai 40 persen.
Karyawan PT Ambara Madya Sejati, Komang Tingal mengatakan, jika
sebelumnya dalam sehari agen ini mampu menjual 50 tabung. Kini setelah kenaikan
harga mereka hanya mampu menjual maksimal 30 tabung.
Menurutnya, penurunan penjualan ini karena sebagian pelanggannya beralih
menggunakan elpiji 3 kg. Sebab, harganya tetap Rp 15 ribu per tabung atau
dianggap lebih murah.
"Kemarin malah kami tidak dapat jual sama sekali. Sebagian beralih
ke elpiji 3 kg karena harganya lebih murah," kata Tingal.
"Kalau yang pakai elpiji 12 kg itu kan rata-rata rumah tangga sama
warung-warung. Malah sekarang warung-warung sebagian pilih pakai elpiji 3
kg," tambahnya.
Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag)
Buleleng, Ni Made Arnika mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan
seluruh agen elpiji di Buleleng untuk mengantisipasi lonjakan permintaan.
Namun, sampai saat ini ia mengaku kuota elpiji masih stabil. Setiap harinya,
Buleleng mendapatkan kuota elpiji 3 kg sebanyak 22.520 tabung.
"Kami sudah berupaya antisipasi dengan berkoordinasi dengan seluruh
agen elpiji di Buleleng. Sejauh ini masih aman dan stabil. Belum ada lonjakan
signifikan permintaan elpiji 3 kg," ujar Arnika. (*).--
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com