BANDARA di atas laut. Salah-satu model pembangunan bandara Buleleng (Net).
Denpasar,
Dewata News.com – Bagi
warga Buleleng, sabar ya. Menurut Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan
Daerah Bali Putu Astawa, pembangunan bandar udara Buleleng masih dicarikan
biayanya. Kini berpeluang dibiayai oleh badan usaha milik negara.
”Berdasarkan surat yang kami terima sudah diarahkan Kementerian Perhubungan
untuk didelegasikan kepada BUMN untuk menggarap itu,” katanya di Denpasar,
Kamis (29/01).
Dilihat dari skema pembiayaan, ucap dia, kalau hanya mengandalkan APBD
tentu tidak akan mampu sehingga perlu ada bantuan pemerintah pusat. Pihaknya
dengan pengantar surat dari Gubernur Bali juga sudah bersurat pada pemerintah
pusat supaya rencana pembangunan bandara yang terletak di kabupaten paling
utara Pulau Bali itu dapat masuk ke Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) dan bersyukur ternyata sudah masuk dalam RPJMN.
Namun pihaknya belum mengetahui kapan pembangunan bandara tersebut
dimulai dan akan ditanyakan lebih lanjut ke Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional, termasuk juga untuk besaran anggaran dan lokasinya belum ditentukan
karena masih dalam tahap kajian. “Terkait dengan peran pemerintah provinsi
dalam pembangunan bandara, juga akan kami koordinasikan lebih lanjut,” ucapnya.
Astawa menambahkan, jika berkaca dari pembangunan bandara di provinsi
lain di Tanah Air, memang untuk pembangunan bandara membutuhkan waktu yang
tidak singkat, seperti halnya bandara di Bandung, Jawa Barat, membutuhkan waktu
hingga 12 tahun untuk terimplementasi.
”Pembangunan bandara perlu perencanaan yang matang. Seperti halnya
kelayakan untuk
enentukan tempat itu harus
mempertimbangkan berbagai aspek seperti masalah arah angin, kecepatan angin,
dan sebagainya. Sedangkan secara teknis Kementerian Perhubungan yang lebih
mengetahuinya,” katanya.
Sementara itu, lanjut Astawa, untuk pembebasan lahan dan membangun
konektivitas juga membutuhkan perencanaan yang matang, bahkan kalau dilihat
pengalaman provinsi lain itu membutuhkan waktu lebih dari lima
tahun.”Konektivitas ke bandara itu bisa melalui tol, kereta api, dan
sebagainya. Namun belum dipastikan akan menggunakan yang mana karena masih
dalam pengkajian juga,” kata Astawa. (DN~Ant).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com