Buleleng, Dewata News.com – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, menegaskan bahwa kelulusan siswa tidak akan ditentukan oleh Ujian Nasional (UN) 2015, untuk tahun ajaran ini. Melainkan ditentukan oleh sekolah. Sedangkan UN bukan satu-satunya ukuran kelulusan.
Mengacu
edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu, Dinas Pendidikan (Disdik)
Kabupaten Buleleng, Bali mulai memverifikasi daftar nama calon pesera Ujian
Nasional (UN) 2015. Setelah diverifikasi, siswa-siswa itu akan lebih
diintensifkan jam belajarnya. Dari
informasi yang ia terima, rencananya UN tingkat SMA akan diselenggarakan mulai
13 April mendatang. Sedangkan UN SMP mulai 4 Mei.
Kepala
Disdik Buleleng, Ni Wayan Lugraheni mengatakan, meski Kementerian Pendidikan pada tahun ini
tidak lagi menjadikan hasil UN sebagai indikator kelulusan, pihaknya tidak
ingin kecolongan. Mengingat tahun lalu sebangak 39 siswa SMA di Buleleng tidak
lulus UN. Jumlah ini menjadi rekor tertinggi siswa tidak lulus di Bali.
"Mulai
sekarang kami sudah persiapkan untuk UN. Melakukan pendataan awal daftar
nama-nama calon peserta ujian nasional. Sekarang kami masih proses verifikasi.
Kami tidak ingin seperti tahun lalu banyak siswa yang gagal saat UN," ujar
Lugraheni.
Lugraheni
mengungkapkan jika pihaknya belum menerima petunjuk teknis pelaksanaan UN.
Menurutnya, selama ini pihaknya berinisiatif sendiri mencari informasi di
internet. Menurutnya petunjuk teknis pelaksanaan UN, belum didapatkan Dinas
Pendidikan Kabupaten Buleleng. Pasalnya Lugraheni bersama jajarannya sebatas
mendapatkan informasi melalui jejaring internet.
"Kami
menunggu petunjuk teknis definitif dari pusat. Sampai sekarang belum kami
dapatkan. Informasi baru kami cari-cari sendiri lewat internet. Mungkin masih
pakai Lembar Jawaban Kerja (LJK). Setelah kami terima baru sosialisasi ke
sekolah-sekolah," katanya.
Diperkirakan
UN pada tahun depan tidak dilaksanakan secara serentak. Menurutnya, UN akan
dilaksanakan secara berkala selama satu semester genap. Nantinya sekolah-sekolah
akan diberi keleluasaan menentukan jadwalnya.
Meski
nantinya UN tidak lagi digunakan sebagai indikator kelulusan, ia menekankan
kepada siswa supaya mampu menguasai materi UN. "Contohnya seperti
memberikan jam pelajaran tambahan dengan berlatih menjawab soal-soal yang akan
menjadi materi UN," tandasnya. (DN~*).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com