Denpasar, Dewata News.com – Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengundang para tokoh agama untuk berdialog mengenai Apakah Upacara Keagamaan Menjadi Penyebab Kemiskinan di Aula Pertemuan Monumen Bajra Sandhi, Kamis (08/01).
Pastika menegaskan, dari data statistik yang dikeluarkan oleh Badan
Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, tidak mengatakan penyebab kemiskinan itu
karena upacara. Namun demikian, dari kelompok orang Bali yang miskin, ternyata
pengeluaran yang paling penting selain makan dan minum adalah upacara.
“Jadi jangan sampai salah paham. Bagi kita tentu saja penting untuk
dibicarakan supaya tidak berlarut dan berputar-putar menjadi hingga akhirnya
menjadi 'bola liar',” ujar Pastika.
Ia mengatakan hari ini mengundang beberapa tokoh untuk berdialog.
Sesungguhnya tidak ada hubungannya secara langsung, hanya pada pelaksanaannya
perlu dipertimbangkan kembali sesuai dengan kemampuan. “Dan itulah yang nanti harus kita lakukan ke
depannya,” jelasnya.
Ia juga meminta untuk penyelenggara upacara di desa-desa supaya
memperhatikan warganya yang memang tidak mampu. “Jangan sama rata gitu lho,
misalnya iurannya semua sama padahal sudah jelas dia tidak mampu. Sehingga
membebani dia,” katanya.
Ia pun berharap bagi yang mampu supaya menolong yang tidak mampu.
Lebih jauh Pastika mengatakan, urusan
upacara tidak perlu dicampuri dengan membuat peraturan pemerintah dengan
penyederhanaan.
“Ini urusan private (pribadi),
urusan kepercayaan kepada Tuhan itu tidak bisa diatur oleh pemerintah. Saya
tidak pernah mau mengatur urusan itu,” tegasnya.(DN~HuM).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com