Cuaca Tak Menguntungkan, Nelayan Tradisional Takut Melaut - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

1/4/15

Cuaca Tak Menguntungkan, Nelayan Tradisional Takut Melaut

Gelombang pasang, nelayan tradisional takut melaut

Buleleng, Dewata News.Com – Sejumlah nelayan tradisional di Desa Pemaron maupun Anturan, Kecamatan Buleleng sejak sepekan terakhir ini terpaksa menghentikan usaha tangkap mereka. Hal ini menyusul, cuaca tidak menguntungkan yang melanda perairan di Bali Utara.

     Pantauan Dewata News di pantai Pemaron, barat kawasan Penimbangan,maupun pantai Kubugembong,  Anturan, Minggu (04/01),  tidak tampak aktifitas para nelayan. Perahu berikut alat tangkap mulai diungsikan ke tempat yang lebih aman untuk menghindari terjangan gelombang pasang.

  Sementara angin barat bertiup kencang disertai gelombang yang mulai menunjukkan peningkatan. Rata-rata ketinggian gelomban saat ini antara 1,5 hingga 2 meter.

    Tak hanya perahu kecil, namun empat unit kapal penangkap ikan berkapasitas 30 gros ton juga dihentikan pengoperasiannya, menyusul cuaca buruk belakangan ini. Kapal ini pun kini dititipkan di kawasan Pelabuhan Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak.

    Seorang nelayan I Putu Suartana mengatakan, mengisi waktu dimusim paceklik ini dirinya hanya bisa diam sambil sesekali memperbaiki peralatan tangkap yang mengalami kerusakan. Jika angin dan gelombang terlihat normal, dia pun menurunkan perahunya. Namun penangkapan yang bisa dilakukannya pada jarak yang tak jauh dari daratan, sehingga hasil tangkapan tidak maksimal.

     “Sudah delapan hari tidak berani melaut karena musim angin barat dan gelombang mulai besar. Sekarang lebih baik istirahat dulu dan jika gelombang mulai kecil dan angin tidak bertiup kencang saya coba turun melaut tapi itu hanya beralayar di pigngiran saja, sehingga hasilnay juga tak seberapa,” katanya.

    Untuk memenuhi, kebutuhan hidup keluarganya, Suartana mengaku terpaksa meminjam uang kas di kelompok nelayan. Jika masih kurang, dia terpaksa berhutang di LPD atau ke koperasi terdekat. Atas kondisi ini, dirinya sebenarnya ingin mencari pekerjaan sampingan untuk mengisi waktu di musim paceklik. Namun, karena keterbasatan keterampiilan yang dimiliki, sehingga Suartana terpaksa diam.

    “Maunya menjadi buruh saja, tapi tidak ada peluang, sehingga terpaksa diam saja dan mudah-mudahan cuaca di laut bisa kembali normal, sehingga tidak terlalu lama kami libur melaut seperti ini,” tegasnya. (DN~*).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com