Rahman Tolleng |
Jakarta, Dewata News.com – Hari Kamis (15/01) ini ~ 41 Tahun lalu terjadinya Peristiwa 15 Januari 1974 ~ MALARI ~. Seperti diungkapkan Rahman Tolleng dalam Orasi HUT INDEMO ke-14 dan Peringatan 40 Tahun Malari ada "Dua Tantangan Utama Demokrasi Kita" .
Bahkan, Dinas Perhubungan DKI Jakarta dalam paparannya memastikan, bahwa
ibu kota akan menghadapi "Gridlock" total pada 2014-2015.
Sementara Rahman Tolleng dalam Orasi di Hotel JS Luwansa, Jakarta mengatakan, ada dua tantangan itu tidaklah berarti dirinya menyesali mengapa dirinya harus menjadi korban Malari.”Saya justru ingin berterimakasih kepada mereka yang langsung atau tidak langsung telah menyebloskan saya ke dalam Rumah Tahanan Militer Budi Utomo selama 16 bulan” Mengapa? karena dengan penahanan saya ketika itu, saya sebenarnya merasa terbantu untuk keluar dari dilema moral yang dihadapi ketika itu sebagai seorang eksponen Golkar.
Foto Peristiwa 15 Januari 1974 |
Dari paparan Dinas Perhubungan DKI Jakarta itu, Rahman Tolleng dengan nada
Tanya mengatakan, apakah sistim politik Indonesia juga akan mengalami gridlock
total? “Saya hanya bisa menjawab Wallhualam, Hanya Tuhan Yang Maha Tahu”.
Karena pada peristiwa Malari 15 Januari 1974 “Saya bukan seorang pelaku,
bahkan saya sesungguhnya barangkali hanyalah seorang korban dari peristiwa itu,
mungkin karena pikiran-pikiran kritis saya waktu itu”. (DN~TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com