Denpasar,
Dewata News.Com – Gubernur Bali
Made Mangku Pastika berharap Forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan Regional
(Musrenbangreg) Jawa-Bali menghasilkan rekomendasi strategis yang mampu
mendorong pemerintah pusat mempercepat penuntasan kasus HIV/AIDS.
Bahkan, dia minta agar gerakan revolusi mental menjadi salah satu point
rekomendasi yang nantinya dihasilkan dalam pertemuan ini. Karena berbagai upaya
yang dilakukan tak akan membuahkan hasil maksimal tanpa kesadaran tiap
individu. Harapan itu disampaikannya pada pembukaan Musrenbangreg Jawa-Bali
Tahun 2014 yang berlangsung di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya, Kamis (04/11) petang.
Lebih lanjut Pastika mengurai, Musrenbangreg Jawa-Bali tahun ini memfokuskan pembahasan pada langkah inovatif peningkatan derajat kesehatan masyarakat di tujuh provinsi yaitu Bali, DKI Jakarta, Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Banten.
Akselerasi penangulangan HIV/AIDS menjadi isu strategis yang dibahas
pada forum ini karena merupakan ancaman serius yang harus mendapat penanganan
lebih terintegrasi. "Ada tiga musuh negara yaitu koruptor, teroris dan
HIV/AIDS. Sedikitnya 55 nyawa melayang sia-sia setiap harinya akibat penyakit
ini," ujarnya.
Karena itu, Pastika berharap forum ini mampu merumuskan strategi jitu
dalam mengakselerasi penanggulangan HIV/AIDS di kawasan Jawa-Bali.
Menurutnya, revolusi mental
menjadi prasyarat mutlak dalam upaya memotong mata rantaipenyebaran HIV/AIDS.
“Stop narkoba dan seks bebas, karena dua kebiasaan itu menjadi penyebab utama
penularan penyakit ini,” imbuhnya.
Masih dalam bidang kesehatan, forum regional ini juga membahas rendahnya konsumsi garam beryodium dan tingkat pemberian ASI ekslusif. Selain itu, tingginya angka penderita demam berdarah, tata ruang dan sanitasi dibahas pula dalam pertemuan yang berlangsung selama dua hari ini.
Menurut Pastika, bidang kesehatan perlu mendapatkan perhatian serius di wilayah
regional Jawa-Bali mengingat kepadatan penduduk dan tingginya mobilitas
penduduk. Saat ini, kata Pastika, wilayah Jawa-Bali masih dihadapkan pada
sejumlah tantangan antara lain rendahnya kualitas SDM, belum optimalnya sarana
dan prasarana medis, penempatan tenaga kesehatan yang tak merata serta
kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya kesehatan. Lebih dari itu,
langkah preventif terhadap penyakit menular juga masih perlu dioptimalkan.
Mengingat urgennya persoalan yang dibahas, Gubernur Pastika berharap agar para peserta dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan baik sehingga dapat menghasilkan rekomendasi yang mampu mendorong pemerintah pusat untuk membuat sebuah perencanaan yang lebih terintegrasi untuk kawasan regional Jawa-Bali.
Dalam kesempatan itu, Pastika juga berharap agar pemerintah melalui
kementerian terkait maupun lembaga terkait dapat memberikan arahan dan
tanggapan dalam merumuskan penanggulangan penyakit menular serta berbagai upaya
untuk menurunkan angka HIV/AIDS.
Secara umum, Musrenbangreg kali ini diharapkan dapat mencapai sejumlah
sasaran antara lain menurunkan angka penularan, angka kematian serta stigma dan
diskriminasi terhadap ODHA.
Sementara itu, Kepala Bappeda Provinsi Bali Putu Astawa menambahkan,
pertemuan regional ini bertujuan untuk merumuskan strategi mempercepat
penangulangan HIV/AIDS di tujuh provinsi. Pembukaan Musrenbangreg dihadiri
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan perwakilan dari provinsi lainnya. Selain
itu, Deputi SDM dan Kebudayaan Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Bappenas Dra.Nina Sardjunina juga memberi pengarahan pada pembukaan
forum tersebut. (DN~HuM).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com