Buleleng, Dewata
News.Com – Kapolres Buleleng AKBP Kurniadi
mengatakan, kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM tidak menimbulkan gejolak
masyarakat maupun aktivitas masyarakat di kebupaten ujung utara Bali ini. ”Dari
pemantauan menjelang dan paska kenaikan harga BBM di sejumlah SPBU yang ada
dari semalam hingga hari ini, secara umum masyarakat menerima kebijakan
pemerintah tersebut,” kata Kapolres Kurniadi ketika dihubungi usai memimpin
rapat di Ruang Rupatama Polres Buleleng, Selasa (18/11) siang.
Kaitan dengan adanya perintah Siaga 1 dari
Mabes Polri untuk seluruh jajaran Kepolisian, menurut Kapolres Kurniadi, pada
awalnya memang dilaksanakan menjelang pengumuman pemerintah menaikkan BBM
tersebut mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan.
Karena, menurut hasil pemantauan intelijen,
kata Kapolres kelahiran Jawa Timur ini, diprediksi adanya kenaikan BBM akan
membuat masyayarakat panik. ”Dari hasil pemantauan intelijen itu, kami
perintahkan semua kapolsek dan jajaran di wilayah hukum Polres Buleleng
melakukan pemantauan di setiap SPBU yang ada di wilayahnya masing-masing.
Kenyataannya, kondisi menjelang dan paska dinaikkan BBM tetap kondusif. Mari
kita secara bersama-sama menciptakan dan menjaga kondisi aman dan damai di
Buleleng,” ucap Kurniadi.
Kendati demikian, kata mantan penyidik
Tipikor Polda Bali ini, pihaknya beserta seluruh jajaran di Polres Buleleng
tetap melakukan antisipasi paska kenaikan BBM ini, terhadap kelompok-kelompok
yang menolak adanya kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM tersebut.
Kaitan dengan kemungkinan adanya
kelompok-kelompok yang menolak kebijakan pemerintah itu, menurut Kapolres
Kurniadi, kecendrungan ke arah itu untuk di kabupaten Buleleng minim dan
berharap tidak ada, sehingga keamanan tetap terjaga dengan damai.
Seperti diketahui, Presiden Indonesia Joko
Widodo, Senin malam (17/11) mengumumkan kenaikan bahan bakar minyak (BBM)
antara 31-36% mulai tanggal 18 November 2014 jam 00.00 WIB.
Harga bahan bakar minyak (BBM)
bersubsidi jenis Premium naik 31% menjadi Rp8.500 per liter dan solar naik 36%
menjadi Rp7.500 per liter. Sedangkan harga minyak tanah tetap Rp2.500 per
liter.
”Negara memerlukan anggaran untuk membangun infrastruktur, pendidikan
dan kesehatan. Tapi anggaran tidak tersedia karena dihamburkan untuk subsidi
BBM,” ujar Presiden Joko Widodo dalam pernyataan yang disiarkan luas di
televisi. (DN~TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com