Garam Piramida Tejakula Diekspor ke Jepang - Dewata News
Gold Ads (1170 x 350)

11/23/14

demo-image

Garam Piramida Tejakula Diekspor ke Jepang

Garam+piramid+Tejakula_n
  Garam Piramida diTangan Penulis 

Buleleng, Dewata News.Com Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Kadiskanla) Kabupaten Buleleng, Ir.Nyoman Sutrisna, MM mengakui, potensi garam di Buleleng terbilang besar. Sentra produksinya berada di Kecamatan Gerokgak dan Tejakula.

     Ia mengungkapkan, produksi garam di Buleleng tidak hanya memenuhi konsumi lokal juga diekspor ke sejumlah negara. Garam yang diekspor adalah garam piramida yang dihasilkan oleh petambak garam dari Tejakula. “ Ini satu-satunya garam yang berkualitas, hanya bisa diproduksi di Tejakula, “ ujarnya bangga.

    Bahkan, Kadiskanla Buleleng Nyoman Surtisna memaparkan hal itu ketika menghadiri  Konferensi Nasional 9 Pengelolaan Pemberdayaan Sumber Daya Pesisir Laut dan Pulau-Pulau Kecil, di JW Marriot Hotel Surabaya, belum lama ini. Pada pertemuan itu, hadir pula Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. Sutrisna mengatajan, ada cerita yang beredar, garam piramida Tejakula mendapat perhatian dari Presiden Obama.

 Garam+Piramid+Tejakula

Garam berbentuk piramida yang diproduksi PT Neo Logis Surabaya (NLS) di Desa Tejakula, Kabupaten Buleleng, wilayah utara Bali, menembus pasar Jepang.

    ”Saat ini harga jual garam piramida sekitar Rp250 ribu per kilogram, naik dua kli ipat dibandingkan harga jual tahun 2009,” kata Manager PT NLS Made Widnyana.

    Dalam satu tahun PT NLS mengekspor 700 kilogram garam piramida ke Jepang dengan merek  dagang Laut Bali, Super Tejakula, dan Pyramidion. ”Garam piramida yang kami ekspor itu  sudah sangat populer di Jepang,”  katanya saat Dewata News berkunjung di lokasi sortasi garam piramida Tejakula, belum lama ini.
                                                                  
Di+lokasi+sortasi+garam+piramida+Tejakula+berbincang+dengan+Widnyana
 Di lokasi sortasi garam piramida Tejakula, berbincang dengan Widnyana.

     Oleh sebab itu, dia akan menaikkan volume ekspor garam  piramida ke Jepang tahun depan menjadi 1,4 ton untuk memenuhi pasar garam di Jepang. ”Restoran di Jepang suka  menggunakan garam berukuran besar karena terlihat eksotik  saat dihidangkan di meja makan,” kata Widnyana.

    Garam merek Laut Bali digarap warga pesisir  Tejakula dengan mengolah air laut  yang belum tercemar menggunakan peralatan tradisional yang sangat sederhana.

  Air laut dialirkan dan disaring melalui wadah berbentuk kerucut  yang terbuat dari bambu. Proses penyaringan membutuhkan  waktu satu sampai dua hari. Selanjutnya, air dipindahkan ke pelepah batang pohon kelapa untuk dikeringkan selama satu sampai dua hari, tergantung cuaca.

    ”Garam produksi Tejakula ini kaya akan mineral  dan rasanya tidak seasin garam lainnya,” kata Widnyana.  
   Usaha garam rakyat di Buleleng terbilang masih bisa terus dikembangkan karena lahan yang tersedia masih banyak. Nyoman Sutrisna menjelaskan dari 140 hektar yang ada, baru 61 hektar yang dimanfaatkan oleh petambak garam. (DN~TiR).—

Pages