Buleleng,
Dewata News.Com – Hingga hari
kedua dinyatakan hilang, Perahu Layar Motor (PLM) Mutiara Indah (Jabal Nur)
masih gelap. Kapal motor yang membawa rombongan pengantin dengan tujuan Desa
Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Bulelenhg, Bali itu belum diketahui nasibnya. Padahal,
Tim SAR bersama nelayan terus melakukan pencarian terutama disekitar perairan
tempat dimana kontak terakhir kruw PLM tersebut berada.
Sayang, ditengah usaha pencarian itu,muncul beberapa pesan singkat (SMS)
palsu yang ditujukan kepada pihak keluarga. SMS itu berisi kabar
penemuan kapal beserta penumpangnya. ”Kalau tidak salah sudah ada enam SMS
berisi informasi palsu beredar dan diterima pihak keluarga korban,” ucap Dan
Pos Angkatan Laut Celukan Bawang Letda Endra Pamungkas, Rabu (18/10).
Hanya saja, katanya, semua SMS tersebut ternyata palsu dan diduga untuk
tujuan yang tidak baik.
Perkembangan terakhir, menurut Letda Endra, Rabu pagi sekitar pukul
09.00 Wita, salah satu penumpang PLM Mutiara Indah ditemukan terapung ditengah
laut sedang menggelayut pada sebatang balok kayu berada 4 mil sebelum Kepulauan
Raas, Madura.
”Penumpang tersebut di identifikasi bernama Saifudin (45) dan langsung
di evakuasi ke Puskesmas Raas,” ujarnya.
Kapal yang menemukan salah satu korban tersebut yakni KMP Darma Kartika
dengan Nakhoda, Badrudin dalama pelayaran dari Jangkar Situbondo, Jawa Timur
menuju Pulau Raas. ”Korban dalam keadaan selamat,” imbuhnya.
Saat ini,kata Letda Endra, pihaknya tengah melakukan penggalangan
bersama seluruh nelayan di pesisir utara Bali untuk mencermati keberadaan kapal
bersama penumpang yang hilang tersebut. ”Perahu yang diperkirakan tenggelam itu
bernama PLM Mutiara Indah, namun lebih dikenal Jabal Nur, bukanlah kapal
penumpang, namun kapal barang. Dalam manifest penumpang yang dikrim otoritas
pelabuhan di Raas tercatat 53 orang penumpang yang ada didalam kapal tersebut,”
jelasnya.
Sementara itu, hingga saat ini, pihak keluarga pengantin perempuan
Sa’ima (21) di Dusun Pala Sari, Desa Pemuteran, Gerokgak, Buleleng, masih di
liputi kesedihan. Baik Sa’ima maupun orang tuanya bernama H.Mas’ot Bin Bahra
(43) masih mengurung diri di dalam kamar dan enggan menemuai tamu yang datang. ”Calon
pengantin Sa’ima dan orang tuanya masih shock dan terus mengurung diri didalam
kamar,” terang salah satu kerabatnya bernama Rawiyana.
Tidak saja calon pengantin pria dan keluaragnya berada di dalam kapal
tersebut, namun banyak kerabatnya yang juga ikut dalam rombongan itu.
Menurut Rawiyana, sebelum kehilangan kontak, Ahmad Yani sempat berbicara
melalui handphone dengan So’ima yang menyebut kondisi saat itu dan buru-buru
menutup telepon. ”Katanya dia (Ahmad Yani) sedang menolong anak kecil yang ikut
dalam rombongan itu sehingga cepat-cepat mematikan telepon,” ungkapnya.
Pantauan Dewata News di rumah
Sa’ima, suasana duka masih sangat terasa menyelimuti keluarga tersebut. Pesta
kebahagiaan yang sempat membuncah pupus setelah KLM Mutiara Indah yang
ditumpangi calon pengantin pria bernama Ahmad Yani (22) asal Desa Brakas, Kecamatan
Raas, Sumenep, hilang setelah sempat dihantam gelombang dan angin kencang. Sisa-sisa
rencana pesta masih terlihat, namun satu persatu mulai di bereskan, tenda
maupun kursi termasuk sejumlah peralatan lainnya. ”Acara pernikahan yang
rencananya di gelar Selasa (07/10) batal, padahal undangan telah disebar. Kami
tidak bisa menolak takdir,” kata perempuan paro baya yang masih kerabat dekat
H.Mas’ot.
Terkait pernikahan Sa’ima dan Ahmad Yani yang rencananya berlangsung,
Selasa lalu, Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Gerokgak, H.Muhammad
Hamdani membenarkan.
Menurutnya, kedua mempelai telah mendaftarkan rencana pernikahannya pada
kantor KUA Kecamatan Gerokgak. ”Semua persyaratan administrasi sudah
lengkap, termasuk kami sudah menghadirkan kedua calon pengantin beberapa hari
sebelum hari H,” ungkap Hamdani di dampingi Penghulunya Imam Mutaharun.
“Kami sudah sempat datang ke
rumah calon pengantin, namun dikabarkan batal setelah musibah tersebut,” tandasnya.
Untuk diketahui, PLM Mutiara Indah dikabarkan hilang kontak setelah
angkat sauh dari Raas, Sumenep, Madura menuju Desa Pemuteran, Gerokgak,
Buleleng, Bali. Dalam rombongan itu mengangkut 53 penumpang berisi keluarga calon
pengantin Ahmad Yani bin Mupaher yang akan menikahi Sa’ima asal Desa Pemuteran.
Kapal tersebut kehilangan kontak setelah sebelumnya di duga dihantam
cuaca buruk. ”Kontak terakhir kapal motor berada di sekitar Pulau Tabuan, Banyuwangi
dan mengabarkan bahwa pompa air mesin mati setelah ditimpa cuaca buruk,,” jelas
Danpos Angkatan Laut di Celukan Bawang, Letda Endra Pamungkas.
”Kontak tersebut sekitar pukul 16.00 wita. Setelah itu pihak keluarga
sama sekali tidak bisa menghubungi,” ucapnya.(DN~TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com