Penutupan Dolly eDolly Lebih Berani Nakal di Hotel Rujukan - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

10/31/14

Penutupan Dolly eDolly Lebih Berani Nakal di Hotel Rujukan



                                                        

                             Pekerja seks di Gang Dolly, Surabaya, kembali menjajakan dirinya,
                                                                Kamis (30/10) malam. 
Surabaya, Dewata News.Com - Mereka lebih suka melayani di hotel-hotel rujukan. Mereka yakinkan klien, semua hotel rujukan itu aman dari razia. Di balik alasan klasik itu, ada satu alasan yang mereka tutup rapat. Alasan itu adalah lebih berani nakal!

       Sejumlah penjaja seks E-Dolly enggan dibooking ke hotel atau penginapan pilihan klien.
Alasannya, kenyamanan tidak terjamin. Razia rutin  menjadi menjadi momok utama. Begitu pula dengan keamanan.

    Mereka mengaku seringkali menjadi korban klien berperilaku kasar, tanpa bisa meminta tolong karena tidak mengenal seorangpun di hotel itu.

    Dewata News menelusuri hotel yang menjadi rujukan mereka. Kebetulan ada relawan yang bersedia merasakan langsung layanan prostitusi E-Dolly di hotel rujukan.

     Di mulai dari transaksi dengan makelar di gang Dolly, perjalanan berlanjut ke penginapan. Hotel rujukan itu  berada di kawasan Pandegiling. Butuh waktu setengah jam perjalanan. Hotel kelas melati itu letaknya tidak jauh dari Hotel Santika, hotel berbintang yang menjadi ikon  kawasan itu.

    Hotel kelas melati sebenarnya sudah dilarang beroperasi. Tanda segel dari pemerintah kota masih terlihat jelas. Segel kertas bergambar garis silang warna merah itu tertempel di kaca depan hotel. Tapi rupanya pengelola hotel tetap buka.

     Pengelola memberlakukan tarif short time Rp55.000. Sang relawan merasa aneh begitu masuk. Sebab, resepsionis memintanya sewa kamar lebih dulu. “Padahal, waktu transaksi, biaya hotel itu sudah include dalam  tarif Rp450.000,” ujar relawan Dewata News

     Ia coba tanyakan soal tarif itu, tapi perempuan E-Dolly yang menemani di kamar hanya menjawab enteng, tidak tahu. Itu urusan makelar.

     Perilaku nakal berlanjut. Berada dalam kamar, perempuan E-Dolly itu buru-buru minta pulang hanya dengan sekali layanan. Ketika itu, kencan terhitung baru berlangsung  45 menit.  Di luar depan hotel, seorang pemuda sudah menunggu di atas motor. Padahal, saat transaksi berlangsung, mereka menyebutkan waktu kencan adalah tiga jam.

      Relawan Dewata News itu mencoba meminta penjelasan. Jawaban perempuan itu enteng-enteng saja. “Ya memang promonya saja segitu (tiga jam),” jawabnya, sembari berjalan melenggang menuju penunggang motor yang siap membawa balik ke rumah kosnya. (DN~TiR).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com