Pekerja seks di Gang Dolly, Surabaya, kembali menjajakan dirinya,
Kamis (30/10) malam.
Surabaya, Dewata News.Com - Mereka lebih
suka melayani di hotel-hotel rujukan. Mereka yakinkan klien, semua hotel
rujukan itu aman dari razia. Di balik alasan klasik itu, ada satu alasan yang
mereka tutup rapat. Alasan itu adalah lebih berani nakal!
Sejumlah penjaja seks E-Dolly enggan
dibooking ke hotel atau penginapan pilihan klien.
Alasannya,
kenyamanan tidak terjamin. Razia rutin menjadi menjadi momok utama. Begitu pula dengan keamanan.
Mereka mengaku seringkali menjadi korban
klien berperilaku kasar, tanpa bisa meminta tolong karena tidak mengenal
seorangpun di hotel itu.
Dewata
News menelusuri hotel yang menjadi rujukan mereka. Kebetulan ada relawan
yang bersedia merasakan langsung layanan prostitusi E-Dolly di hotel rujukan.
Di mulai dari transaksi dengan makelar di
gang Dolly, perjalanan berlanjut ke penginapan. Hotel rujukan itu berada
di kawasan Pandegiling. Butuh waktu setengah jam perjalanan. Hotel
kelas melati itu letaknya tidak jauh dari Hotel Santika, hotel berbintang yang
menjadi ikon kawasan itu.
Hotel kelas melati sebenarnya sudah
dilarang beroperasi. Tanda segel dari pemerintah kota masih terlihat jelas. Segel
kertas bergambar garis silang warna merah itu tertempel di kaca depan hotel.
Tapi rupanya pengelola hotel tetap buka.
Pengelola memberlakukan tarif short time
Rp55.000. Sang relawan merasa aneh begitu masuk. Sebab, resepsionis memintanya
sewa kamar lebih dulu. “Padahal,
waktu transaksi, biaya hotel itu sudah include dalam tarif Rp450.000,”
ujar relawan Dewata News
Ia coba tanyakan soal tarif itu, tapi
perempuan E-Dolly yang menemani di kamar hanya menjawab enteng, tidak tahu. Itu
urusan makelar.
Perilaku nakal berlanjut. Berada dalam
kamar, perempuan E-Dolly itu buru-buru minta pulang hanya dengan sekali
layanan. Ketika itu, kencan terhitung baru berlangsung 45 menit. Di
luar depan hotel, seorang pemuda sudah menunggu di atas motor. Padahal, saat
transaksi berlangsung, mereka menyebutkan waktu kencan adalah tiga jam.
Relawan Dewata
News itu mencoba meminta penjelasan. Jawaban perempuan itu enteng-enteng
saja. “Ya memang promonya saja segitu (tiga jam),” jawabnya, sembari berjalan
melenggang menuju penunggang motor yang siap membawa balik ke rumah kosnya. (DN~TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com