Menyingkap Perayaan Pagerwesi Oleh : I Made Tirthayasa* - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

10/7/14

Menyingkap Perayaan Pagerwesi Oleh : I Made Tirthayasa*





Dewata News.Com -- Sejumlah umat Hindu di Bali khususnya, termasuk di Kabupaten Buleleng, pada hari Rabu (08/10) melakukan Persembahyangan Hari Raya Pagerwesi. Kegiatan yang diperingati setiap 210 hari dan merupakan rangkaian dari Hari Raya Saraswati tersebut merupakan proses pembentengan diri dalam menerima ilmu pengetahuan menjelang Galungan pada tanggal 17 Desember nanti.

    Bertepatan dengan Pagerwesi ini, saya akan mencoba sedikit menyarikan tentang Pagerwesi dari berbagai sumber.                 

     Dalam konsep Siwa Paksa dalam ajaran Hindu, pemujaan terhadap Ida Sang Hyang Widhi sebagai  guru tertinggi di bhuwana alit dan bhuwana agung (Hyang Pramesti Guru) dilaksanakan pada saat Pagerwesi. Hyang Pramesti Guru adalah salah satu manifestasi Siwa untuk melebur hal-hal buruk di dunia. Hyang Pramesti Guru menjadi guru utama umat manusia untuk menuntun kehidupan umat manusia.

      Kata Pagerwesi berasal dari gabungan akar kata pager yang berarti pageh, sengker, atau pagar sedangkan wesi berarti besi. Secara sederhana oleh orang Bali kata Pagerwesi diartikan memagari diri atau ngemagehang awak, dari hal-hal buruk tentu saja. Seperti halnya Galungan, Kuningan, dan Saraswati, Pagerwesi merupakan rerahinan gumi (perayaan bumi) yang dilaksanakan oleh seluruh umat Hindu.

    Pada saat Pagerwesi, umat Hindu hendaklah ayoga semadhi, yakni menenangkan hati serta menunjukkan sembah bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi. Juga pada hari ini diadakan widhi widhana (sesajian) seperlunya, dihaturkan dihadapan Sanggar Kemimitan disertai sekedar korban untuk Sang Panca Maha Butha.

    Widhi-widhananya ialah: suci, peras penyeneng sesayut panca-lingga, penek rerayunan dengan raka-raka, wangi-wangian, kembang, asep dupa arum, dihaturkan di Sanggah Kemulan (Kemimitan). Yang di bawah dipujakan kepada Sang Panca Maha Bhuta ialah Segehan Agung manca warna (menurut urip) dengan tetabuhan arak berem. Hendaknya Sang Panca Maha Bhuta bergirang dan suka membantu kita, memberi petunjuk jalan menuju keselamatan, sehingga mencapai Bhukti mwang Mukti.
                                                                      

    DI India juga terdapat perayaan yang identik dengan Pagerwesi yang bertujuan untuk melakukan pemujaan terhadap guru yaitu Guru Purnima dan Walmiki Jayanti.Upacara Guru Purnima adalah hari raya pemujaan untuk Guru suci yang ditekankan pada pemujaan pada Resi Vyasa berkat jasa beliau mengumpulkan dan mengkodifikasi kitab suci Weda. Resi Vyasa pula yang menyusun Itihasa Mahabharatha dan Purana. Putra Bhagawan Parasara itu pula yang mendapatkan wahyu tentang Catur Purusartha yaitu empat tujuan hidup yang kemudian diuraikan dalam kitab Brahma Purana

    Sementara Walmiki Jayanti dirayakan setiap bulan Oktober pada hari Purnima. Walmiki Jayanti adalah hari raya untuk memuja Resi Walmiki yang amat berjasa menyusun Ramayana sebanyak 24.000 sloka. Ke-24.000 sloka Ramayana itu dikembangkan dari Tri Pada Mantra yaitu bagian inti dari Savitri Mantra yang lebih populer dengan Gayatri Mantra.

     Ke-24 suku kata suci dari Tri Mantra itulah yang berhasil dikembangkan menjadi 24.000 sloka oleh Resi Walmiki berkat kesuciannya. Sama dengan Resi Vyasa, Resi Walmiki pun dipuja sebagai adiguru loka yaitu mahagurunya alam semesta. (DN~TiR).--
                                                                                 Disarikan dari berbagai sumber (Web PHDI, Web Babad Bali)
 ·         Pemred Dewata News

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com