Menteri Syarif Tinjau Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Gondol - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

10/7/14

Menteri Syarif Tinjau Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Gondol


                                                                     
Buleleng, Dewata News.Com Belum genap sebulan duta Buleleng Nyoman Sugiartha dan Abdul Manaf menerima penghargaan di bidang Pelestarian Terumbu Karang tingkat Internasional, dunia Perikanan dan Kelautan Buleleng kembali bergeliat. Yang terbaru,  Budidaya Ikan Tuna Sirip Kuning (Yellow Fin Tuna) yang dilakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut, Dusun Gondol, Desa Penyabangan, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali mendapatkan apresiasi dari Kementrian Perikanan dan Kelautan Republik Indonesia.

      Menteri Perikanan Republik Indonesia Syarif Cicip Sutardjo didampingi Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra dan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Buleleng Nyoman Sutrisna langsung melihat kondiisi riil sekaligus melihat dari dekat proses konservasi yang dilakukan di keramba Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut di Gondol ini, Senin (06/10).

    ”Ini upaya yang bagus, bayangkan saja pola konservasi ini dilakukan dengan pola Hatchery Skala Rumah Tangga, kami sangat bangga ternyata di Buleleng ini upayanya terhadap potensi perikanan sangat besar dan bisa menjadi contoh di tempat lain,” puji Menteri asal Partai Golkar ini.

     Ia mengungkapkan, meskipun sukses menggunakan pola Hatchery Skala Rumah Tangga (HRST), namun yang perlu diperhatikan adalah tekhnik pemasaran, sehingga hasil konservasi ikan tuna sirip kuning (Yellow Fin Tuna) bisa lebih berkualitas dan memiliki nilai jual yang tinggi dengan kualitas eksport.

     ”Industri perikanan itu luas, jangan hanya berpikir hasil tangkapan saja, tetapi harus tahu teknik pemeliharaan dan marketingnya, itu yang harus dibenahi oleh para nelayan,” ujar Menteri dari Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II ini menambahkan.

     Secara teknis, Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut, Bambang Susanto menyatakan, upaya budidaya ini sendiri baru mulai dilakukan sejak tahun 2013, mengingat spesies Ikan Tuna Sirip Kuning dinilai berkurang jumlah populasinya setiap tahunnya. Untuk itu, ratusan baby tuna kemudian dipelihara di dalam keramba apung berdiameter 51 M² sampai berusia 12 nulan atau mencapai berat sekitar 20 s/d 40 Kg untuk siap dieksport, ”Kami punya 5 buah keramba apung, dimana setiap keramba bisa menampung sekitar 120 ikan, kami juga upayakan pemeliharaan ini dengan pakan yang sehat serta pengawasan yang ekstra, sehingga upaya penggemukan ikan dapat tepat waktu,“ ujarnya. (DN~ Humas Pplb).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com