Diantara sesajen upacara
Buleleng,
Dewata News.Com – Pura yang satu ini namanya sangat unik. Sangat
langka ada pura yang bernama “Yeh Obat” dan sesuai dengan namanya ternyata
diyakini memberikan manfaat multifungsi bagi warga yang meyakininnya. Anehnya,
berdirinya pura ini berdasarkan pawisik yang diterima jro mangkunya. Padahal awalnya
berupa turus lumbung dengan kondisi sangat memprihatinkan. Kini sudah
cukup megah.
Berdasarkan pawisik yang diterima salah satu warga. Kemudian menyulap turus
lumbung reot tersebut menjadi pura yang cukup megah. Di pura ini terdapat
mata air yang diyakini mengandung kekuatan magis untuk berbagai keperluan.
Mulai untuk tirta hingga sarana obat. Di samping itu, banyak krama dari
berbagai daerah permohonannya dikabulkan.
Tidak ada kata tak mungkin, jika Beliau sudah menghendaki. Sesuatu yang
dianggap mustahil bisa menjadi kenyataan. Demikian juga terwujudnya Pura Taman
Yeh Obat yang berlokasi di Lingkungan Bhuana Sari, RT 01, Kelurahan Penarukan,
Buleleng, tepatnya di Jl. Pulau Samosir II, Singaraja. Pura ini berjarak kurang
lebih 5 km, arah timur dari pusat Kota Singaraja.
Wilayah ini terkenal dengan nama Yeh Taluh. Pasalnya, konon di tempat
ini terdapat sumber air berwarna, berbau serta rasa airnya seperti putih telur.
Air tersebut diyakini mengandung kekuatan magis multifungsi. Diantaranya untuk
pengobatan, panglukatan, dan fungsi lainnya. Di samping itu, di
sepanjang aliran sungai ini dikenal sangat angker, sebab di sepanjang aliran
sungai dari hulu hingga hilir diyakini dihuni berbagai makhluk gaib.
Sesajen aturan warga pemedek
Wajar jika tempat ini memiliki aura magis cukup kuat. Sehingga, tak
sembarang orang berani datang ke tempat ini, terutama pada hari dan waktu-waktu
tertentu. Konon sumber air berkasiat tersebut terdapat di bawah pohon Ea
yang berada tak jauh dari lokasi pura sekarang. Karena tempat tersebut cemer
(kotor), Ida Bhatara berpindah-pindah tempat, namun tak ada yang cocok sebagai
linggihnya.
Mengetahui akan dilangsungkan upacara Piodalan pada Sabtu (04/10)
malam Saniscara Umanis Wuyku Watugungung, Dewata
News seperti ada yang menuntun tangkil,
guna mengetahui langsung misteri dan proses terwujudnya pura ini, sekaligus
untuk menghaturkan sujud bakti kepada Ida Bhatara yang bersthana di Pura Taman
Yeh Obat, yang bertepatan hari raya Dewi
Saraswati.
Dengan rasa kekeluargaan, malam itu diterima oleh mantan Kelian Pemaksan Gede
Artawan dan lanjut dipertemukan dengan Jro Mangku Ketut Kesiar, maupun
sulinggih dan pengurus pengempon Pura Taman Yeh Obat. "Klian Pemaksan saat ini, adalah Gede Sujana, karena tyang sudah dua kali menjadi Klian Pemaksan," kata Gede Artawan mengawali ceritanya malam itu.
Sementara itu, Jro Mangku Ketut Kesiar dengan senyum bermakna mengatakan, dirinya tidak berpikir ngiring menjadi juru
sapuh (pemangku) karena merasa jadma belog dan tak pernah belajar
kepemangkuan. "Maklum basic tiang sebagai TNI AD dan bertugas di
bagian perhubungan,” imbuhnya.
Juru sapuh Pura Taman Yeh Obat, Jro Mangku Ketut Kesiar
Lanjut Jro Mangku, pura ini terwujud melalui pawisik yang diterima
sebelumnya. Lokasi Pura Taman Yeh Obat ini, dulunya merupakan tanah timbul dan
digunakan tempat pembuangan sampah serta masih berupa semak. Sehingga, sedikit
orang berani datang ke tempat ini. Di pojok selatan terdapat turus lumbung
dengan kondisi memprihatinkan.
Hanya saja, hingga kini si pembuat turus lumbung tersebut masih
misteri. Oleh Jro Mangku dan warga lainnya, biasanya turus lumbung ini
digunakan sebagai tempat ngaturang canang saat rerahinan. Pada
suatu hari, tepatnya saat penampahan Galungan, ketika Jro Mangku
bermaksud maturan canang, mendadak tulus lumbung tersebut macelos
(roboh), karena memang kondisinya sudah rapuh dimakan usia. Akhirnya,
terpaksa Jro Mangku mengikat dengan sarana seadanya agar bisa digunakan.
Merasa prihatin, kemudian Jro Mangku bersama beberapa orang warga
memperbaiki turus lumbung tersebut dengan bahan yang lebih bagus.
Berselang satu minggunya, lagi-lagi seperti ada kekuatan magis mengetuk
hatinya, dan tercetus ide, untuk mengganti tulus lumbung tersebut
dengan palinggih Padma Cetakan. Kebetulan di Lingkungan Bhuana Sari ada
sebuah sekaa suka duka bernama Dharma Yadnya y yang beranggotakan
42 KK.
Selanjutnya pada saat rapat, Jro Mangku mengutarakan keinginan dan niat
sucinya tersebut kepada anggota sekaa. Mungkin sudah kehendak Ida
Bhatara, semua anggota sekaa secara spontanitas menyetujui keinginan Jro
Mangku mendirikan Padma lebih besar. Selanjutnya warga yang terdiri dari
84 KK, pada tahun 2007 berhasil mendirikan Padma berukuran
4x5 dengan tinggi 2,7 meter, diatas lahan seluas 6 are.
Dr. Gde Artawan, M.Pd, dipercaya selaku Ketua
panitia pembangunan Pura Taman Yeh Obat tahap I dan II, yang selanjutnya menjadi
Klian Pemaksan yang pertama menambahkan, setiap KK saat proses pembangunan dikenakan
iuran wajib sebesar sepuluh ribu rupiah. Proses pembangunan dilakukan murni
dengan swadaya. Keinginan warga memiliki tempat suci sangat tinggi. Semua warga
tanpa terkecuali bahu-membahu bergotong royong mewujudkan pura tersebut.
“Saat itu persatuan warga sangat terlihat, semua warga tanpa membedakan
latar belakang perbedaan status ekonomi, ras, dan agama, semuanya bersatu
mewujudkan pura dengan segala kemampuan,” ujar pria kelahiran Klungkung yang
dosen Fakultas Bahasa dan Seni Undiksha Singaraja ini dengan nada datar.
Di areal pura terdapat empat titik mata
air/kelebutan dan di sekitar areal pura terdapat dua kelebutan. Selaku juru
sapuh Pura Taman Yeh Obat, Jro Mangku Ketut Kesiar yang. mantan Danramil Sawan
mengatakan, sumber mara air itu dipercaya masyarakat sekitar, bahkan luar
kabupaten Buleleng memiliki daya pengobatan dan dijadikan salah satu sarana
pelukatan diri.
Tirta Pingit Dijaga Naga Putih
Seperti kahyangan pada umumnya, pura ini juga
dijaga berbagai ancangan yang bertugas menjaga kesucian, kesakralan, dan
keamanan kawasan pura dari orang-orang yang berniat tidak baik. Ancangan
tersebut diantaranya berupa macan putih berada di palinggih Pura Beji.
Sementara ancangan Naga Putih bertugas menjaga kawasan tirta pingit.
Sedangkan ancangan Buaya Putih bertugas menjaga kawasan kolam dan sekitarnya.Ancangan Buaya Putih bertugas menjaga kawasan kolam dan sekitarnya.
. Menurut pantauan Dewata News pada upacara piodalan di
Pura Taman Yeh Obat malam itu berjalan khusuk dan labda karya yang secara
ritual dipimpin oleh tiga jero mangku setempat. Warga krama pemedek yang
datang tidak saja dari warga pengempon, namun dari warga krama lainnya dari
luar wilayah, kawasan Jalan Pulau Samosir yang berjejal
ngaturang bakti. Karena piodalan kali ini alit, sehingga Sabtu (04/10) tengah malam nanti dilaksanakan upacara nyineb. (DN~TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com