Dewata News.Com – Rencana akad
nikah, Selasa (07/10) buyar sudah. Tenda dan panggung yang meriah berubah
menjadi kedukaan, bahkan sejumlah tamu undangan yang mengetahui kabar tentang
hilangnya Kapal Motor Jabal Nur yang membawa rombongan pengantin mempelai pria
hilang di tengah samudra, kontan mereka datang untuk memberikan salam berbela
sungkawa.
Sementara, mempelai wanita Saimah (21) tidak henti-hentinya menitikkan air mata. "Duh mas jangan ditanya-tanya dulu yah. Maaf, sudah berapa kali jatuh pingsan. Mohon dimaklumi," ucap H Masot Bin Bahra (43), Rabu (08/10) di rumahnya Dusun Pala Sari, Desa Pemuteran Kecamatan Gerokgak Buleleng, Bali.
Sementara, mempelai wanita Saimah (21) tidak henti-hentinya menitikkan air mata. "Duh mas jangan ditanya-tanya dulu yah. Maaf, sudah berapa kali jatuh pingsan. Mohon dimaklumi," ucap H Masot Bin Bahra (43), Rabu (08/10) di rumahnya Dusun Pala Sari, Desa Pemuteran Kecamatan Gerokgak Buleleng, Bali.
Sesekali Imah, demikian sang mempelai wanita ini akrab disapa, memanggil-manggil nama calon suaminya. Kata sejumlah keluarganya, sejak kabar kapal motor yang mengangkut rombongan calon suaminya dari Madura hilang, Imah tidak terlihat mau makan.
"Jangankan makan, ngemil saja tidak saya lihat. Hanya minum sedikit, nasibnya harus seperti ini," ucap Rawiyana salah seorang kerabat Imah.
Menurut Rawiyana, sebelum kehilangan kontak, Ahmad Yani (calon suami) sempat berbicara melalui handphone dengan Saimah yang menyebut kondisi saat itu dan buru-buru menutup telepon. "Katanya dia (Ahmad Yani) sedang menolong anak kecil yang ikut dalam rombongan itu sehingga cepat-cepat mematikan telepon," ungkapnya.
Suasana duka di rumah yang dipolesi hiasannya keindahan untuk pernikahan, lenyap sudah. Bahkan suasananya kemarin, panggung hiburan dan sejumlah kursi mulai dibereskan. Sementara sejumlah warga masih tetap berdatangan memberikan sport kepada keluarga Imah. Bahkan sejumlah pesanan kue untuk tamu di acara pernikahan, oleh pihak yang dipesan diberikan secara cuma-Cuma tanpa harus ditanggung pembayaran.
Lebih menyedihkan lagi, ternyata surat nikah sudah dibuatkan oleh pihak Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Gerokgak, H Muhammad Hamdani. Rencananya saat akad nikah nanti kedua mempelai tinggal menandatangani saja. Ironisnya, surat nikah tersebut justru dibawa oleh KUA saat Selasa, (07/10), lantaran ketidaktahuannya akan kabar yang terjadi. Dipikirnya, terlambat sehingga sampai harus dibawakan surat nikah tersebut ke rumah Imah. Sialnya, saat akta nikah dalam map, Imah kembali pingsan. (DN~TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com