Ilustrasi-Seorang warga terpaksa berjalan jauh untuk mengambil air bersih, |
Buleleng, Dewata News.Com – Musim kemarau berkepanjangan mengakibatkan beberapa desa di kabupaten ujung utara Bali ini mengalami krisis air bersih. Seperti halnya September 2013 lalu, Desa Julah dan Desa Pacung di Kecamatan Tejakula, tahun ini kembali mengalami krisis air bersih, di samping Desa Tegalinggah dan Desa Selat, Kecamatan Sukasada.
Ditengah suasana
warga masyarakat di empat desa yang ada di Buleleng, Bali ini berjuang
mendapatkan setitik air, Bagian Humas dan Protokol Setkab Buleleng mengajak
sejumlah wartawan press tour ke
Palembang, Sumatera Selatan. Kegiatan ke luar Bali sebagai program rutin tahunan
Bagian Humas dan Protokol Setkab Buleleng itu dikoordinir Kabag Humas Gede
Sugiantara.
Rombongan press tour ini meninggalkan Kota
Singaraja, pada hari Selasa (09/09) subuh ke Kota Palembang melalui bandara international
Ngurah Rai, Denpasar. Sementara dari salah satu wartawan media elektronik, Rabu
(10/09) meng-uploud di status Facebook, 9
jam lalu berkunjung ke Bangkok dari Malaysia Kualalumpur International
Airport.
Sementara itu, Rabu
(10/09) Gubernur Bali Made Mangku Pastika hatinya terenyuh setelah melihat
tayangan sebuah stasiun televisi atas kondisi krisis air bersih di beberapa
desa di kabupaten kelahirannya itu, dan seketika menghubungi beberapa pimpinan
dinas terkait, diajak ke Desa Pacung, Kecamatan Tejakula meski banyak acara
yang harus ditinggalkan di Denpasar.
Gubernur
didampingi Kepala BPBD Provinsi Bali Dewa Indra, Kadis PU maupun Kadis Sosial
Nyoman Wenten dan Karo Humas Dewa Gede Mahendra setelah diterima Kepala
BPBD Buleleng Ketut Yasa dan Camat Tejakula Widiarta di pelataran Pura Ponjok
Batu, langsung mengunjungi warga yang ada di Kelompok Bale Bene, Banjar Dinas
Antasari, Desa Pacung.
Sambil mengucurkan
air dari selang tangki ke beberapa tempat air yang ditaruh antre, Gubernur
mengatakan, air ini bagaikan air surga. ”Seperti halnya ketika saya mengikuti
pendidikan dan terlibat latihan keras, hanya diberikan air sebatas tutup botol,
sehingga saya bilang “ini air surga pak Panglima”, ujarnya.
Menurut Sekretaris
Desa Pacung Made Sukerata, sekitar 737 Kepala Keluarga (KK) dari jumlah
penduduk 1.045 KK yang tinggal di Banjar Dinas Alasari dan Banjar Dinas
Antasari mengalami krisis air bersih, sisanya adalah warga yang memiliki bak
penampungan air tadah hujan yang masih bisa dimanfaatkan. Sedangkan warga
masyarakat yang tinggal di Banjar Dinas Kubuanjar bisa diatasi dengan air PDAM.
Sebagai hal mendesak
mengatasi krisis air ini, menurut Gubernur Pastika, dengan memberdayakan
tangki-tangki air milik BPBD Provinsi maupun Kabupaten yang langsung mendrop ke
lokasi yang dekat dengan perumahan penduduk.
Di depan Balai
Kelompok Bale Bene, Banjar Dinas Antasari, Pacung, Gubernur Pastika dengan raut
wajah sedih secara simbolis menyerahkan jirigen air, disamping mengisi air
berbagai tempat milik warga dari tangki air milik BPBD Provinsi Bali. Karena
sebelumnya, warga mencari air cukup jauh, sehingga banyak waktu terbuang yang
harusnya untuk bekerja. Terlebih wilayah pemukiman mereka di wilayah perbukitan
yang tandus.
Permasalahan lain krisis air yang terjadi hampir setiap tahun ini, selain
topografi tempat tinggal masyarakat yang banyak bermukim di perbukitan, adalah
pasokan energi listrik. Biaya yang dibutuhkan untuk mengangkat air ke desa-desa
di lereng bukit di Kecamatan Tejakula, sangat besar, terutama untuk biaya
operasional generator yang cukup besar.
Untuk hal itu,
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, 9 September 2013 lalu berjanji akan
melakukan koordinasi dengan pihak PLN dan PLTGU Pemaron, guna membantu
memberikan pasokan listrik untuk mendukung solusi krisis air di Buleleng. ”Misi
sosial sebagai kepala daerah dengan melakukan negosiasi ke PLN. Karena PLN
memiliki CSR untuk masyarakat, dengan dibantu diberikan CSR berupa
pasokan listrik dalam menunjang generator untuk menyalurkan air hingga ke atas
bukit, maka krisis air akan sedikit teratasi,” harap bupati setahun lalu.
Krisis air
bersih bulan September 2013 juga melanda 7.000 kepala keluarga (KK) di Desa
Tegallinggah, Kecamatan Sukasada, sehingga Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Buleleng pun mendistribusikan air bersih ke warga. BPBD Buleleng
mendistribusikan air bersih ke sejumlah desa yang mengalami krisis.
Sementara saat
sebagian warga di Desa Pacung dan Desa Julah ini kekurangan air, Rabu (10/09)
siang tampak BPBD Bali maupun BPBD Buleleng mendistribusikan air bersih ke desa
yang mengalami krisis, dua hari sekali dengan tangki berisi 5.000 liter air
yang dibawa menelusuri jalan menanjak dari kawasan Pura Ponjok Batu. (DN~TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com