Illustrasi stress |
Buleleng, Dewata
News.Com -
Selain karena kehamilan, ternyata ada juga siswa Sekolah Kepolisian Negara
(SPN) Singaraja yang diketahui bermasalah, karena terdeteksi mengidap gangguan
jiwa berat, yaitu psikosis atau orang awam biasa menyebutnya sebagai gila.
Menurut Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Polda Bali, AKBP Is Sarifin, siswi
SPN Singaraja yang psikosis itu juga berasal dari NTT (Nusa Tenggara Timur).
"Saya lupa kapan tanggalnya siswi yang menderita psikosis itu
dipulangkan ke daerah asalnya. Yang jelas, baik hamil maupun psikosis sama-sama
tidak ditolerenasi untuk mengikuti pendidikan di SPN,” kata Sarifin.
Kedua
Siswi SPN Singaraja Diketahui Mengalami Anemia
Dua siswi Sekolah Polisi Negara (SPN) Singaraja yang diduga hamil saat
ini masih menjalani pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda
Bali di Denpasar, Bali, Selasa(9/9).
"Saat ini mereka diinapkan, rencananya malam ini akan ada
pemeriksaan dari tim Rumah Sakit Trijata. Yang dilanjutkan pemeriksaan
kembali oleh tim Irwasum. Kondisi kedua siswi saat ini mengalami anemia. Tapi
kita tunggu hasil pemeriksaanya saja," jelas Kepala RS Bhayangkara, Kombes
Pol Sarifin.
Proses
Pemeriksaan Kehamilan Dua Siswi SPN Dijaga Ketat
Pemeriksaan secara intensif dua
siswi Sekolah Polisi Negara (SPN) Singaraja di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara
Polda Bali di Denpasar, Bali, (9/9/2014) terpantau mendapatkan penjagaan ketat
dari petugas kepolisian.
Penjagaan ketat terlihat di dua ruangan, yakni ruang rawat inap Tunjung
dan Ruang Jepun. Kedua kamar tersebut diketahui digunakan oleh dua pelajar yang
sedang menjalani pemeriksaan tes kehamilan.
Dari pantauan, sejumlah personel kepolisian berseragam lengkap terlihat
hilir mudik rumah sakit mengenakan atribut bertuliskan SPN Singaraja.
Saat hendak dikonfirmasi, mereka hanya terdiam dan menggelengkan kepala
saja dan enggan berkomentar
Ilustrasi |
Diduga
Hamil Dua Pelajar SPN Jalani Pemeriksaan
Diduga hamil, dua siswi Sekolah Polisi Negara (SPN) Singaraja Bali
menjalani pemeriksaan secara intensif di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda
Bali di Denpasar, Bali, (9/9).
Dari informasi yang dihimpun, kedus siswi tersebut merupakan pelajar di
SPN Singaraja tengah hamil 7 bulan dan 4 bulan, dengan inisial IL dan BD.
"Keduanya saat ini masih kita tes. Apakah benar hamil atau
tidak," Jelas Kombes Pol Sarifin, Kepala RS Bhayangkara Trijata Denpasar, Selasa (9/9).
Ada
Yang Salah Dalam Sistem Rekrutmen
Menanggapi adanya siswa Sekolah Kepolisian
Negara (SPN) Singaraja yang diketahui hamil dan mengalami gangguan jiwa,
mendapatkan perhatian serius dari Ombudsman RI Perwakilan Bali.
Kepolisian, menurut Ombudsman, harus melakukan penyelidikan mendalam
untuk mengetahui mengapa hal tersebut bisa terjadi. Bisa dikatakan, kasus
kehamilan dan psikosis yang dialami siswi SPN Singaraja merupakan kecolongan
dari pihak kepolisian.
"Pola rekrutmen mereka dulu bagaimana? Kalau memang hamil sebelum
mendaftar kan seharusnya tidak diterima, karena dari segi kesehatan sudah tidak
memungkinkan," kata Ketua Ombudsman RI Perwakilan Bali, Umar Ibnu
Alkhatab, Selasa (09/09).
Menurut Umar, ada yang salah dalam sistem rekrutmen anggota kepolisian, sehingga kasus seperti kehamilan dan gangguan jiwa berat di SPN bisa tak terpantau lebih dini dalam proses seleksi awal.
Padahal, seleksi untuk menjadi peserta pendidikan kepolisian semestinya
meliputi tes kesehatan fisik/jasmani dan tes mental-kejiwaan.
Ombudsman meminta kepolisian berani memberikan sanksi jika ada oknum
yang bermain dalam proses rekrutmen. Demikian juga, kata Umar, kepolisian harus
berani mencabut status dua siswi tersebut sebagai calon polisi.(DN~*)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com