Denpasar,
Dewata News.Com — Badan
Narkotika Nasional (BNN) Kota Denpasar melakukan tes urine terhadap 50 siswa di
SMPN 5 Denpasar, karena permintaan dari sekolah tersebut.
Kepala BNN Kota Denpasar Agung Putra Wijaya di Denpasar, Jumat (19/09),
mengatakan tes urine terhadap siswa tersebut atas permintaan dari sekolah
bersangkutan agar siswanya sadar akan bahaya narkoba.
“Saat dites 50 siswa bandel yang terdiri dari laki-laki dan perempuan
hasilnya negatif. Hanya saja, saat dilakukan interogasi oleh tim BNN, para
siswa itu mengakui mereka pernah merokok, mengisap shisha bahkan mengonsumsi
mushroom,” katanya.
Menurut dia, anak-anak yang bandel itu karena salah pergaulan di lingkungan
rumahnya. Oleh karena itu, pihaknya berharap peran orang tua ikut serta dalam
pengawasan pergaulan anak-anak tersebut.
“Anak-anak kecil seperti ini biasanya ikutan teman-temannya, coba-coba
dan mereka masih bisa dibina,” katanya.
Anak yang dites urine, mereka merupakan siswa yang masuk kategori
bandel. Para guru menilai mereka perlu mendapat pembinaan serius, supaya ke
depan tidak terjerumus ke hal negatif.
“Dengan tes urine ini, sekaligus kami melakukan pembinaan,” katanya.
Ia mengatakan rentetan tes urine itu, pertama para siswa mengisi daftar
hadir, kemudian mereka dipersilakan ke kamar kecil untuk mengambil sampel urine
mereka. Selanjutnya urine yang sudah diambil sampel langsung diserahkan kepada
petugas.
Petugas dengan alat tes urine langsung bekerja. Alat kecil seperti
“remote control” itu langsung dicelupkan ke dalam urine selama 15 menit.
“Hasilnya dalam 15 menit sudah diketahui. Hasil ini akan kami beri tahu
kepada kepala sekolah. Kalau ada yang positif langsung kepala sekolah
koordinasi dengan orang tuanya. Kalau parah biasa kami rehabilitasi,” katanya.
Putra Wijaya mengatakan usai diambil sampel urine mereka, para siswa
langsung diajak berbicara oleh tim bagian interograsi BNN. Tim menanyai di mana
saja mereka sering merokok dan mengisap shisha.
Dari pengakuan para siswa, baik laki maupun perempuan itu, mereka
biasanya membeli rokok di seputaran sekolah atau sekitar rumah mereka, terutama
di tempat nongkrong. Untuk shisha, mereka pernah beberapa kali mendatangi kedai
shisha di wilayah Monang-Maning.
Dalam tes urine kepada 50 siswa bandel itu, ternyata petugas BNN tidak
menemukan bukti bahwa mereka mengonsumsi narkoba.
“Karena kami termasuk rutin ke sekolah ini. Sejak kami ke sini beberapa
kali, para siswa takut melakukan hal macam-macam,” katanya.
Seorang siswi, Ni Putu S, mengaku pusing saat pertama kali mengisap
shisha.
“Waktu mengisap shisha pertama kali, awalnya rasanya pusing. Terus saya
dikasih es, lalu masih saja pusing,” ujarnya saat diinterogerasi petugas BNN.
Dia mengaku sudah dua kali diajak oleh temannya. “Terus saya dilarang
sama bapak ke sana lagi, katanya bisa mandul mengisap begitu, saya takut,” ujar
gadis yang bapaknya seorang pekerja hotel itu. (DN-ant)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com