Desa Baktiseraga Krisis Air Bersih - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

9/10/14

Desa Baktiseraga Krisis Air Bersih


Illustrasi air bersih


Buleleng, Dewata News.Com – Ida Ayu Mei Suryaningsih (21), seorang mahasiswi yang tinggal di sebuah rumah kos Jalan Laksamana, Desa Baktiseraga, Singaraja, Senin (8/9) pagi akan mandi. Perempuan yang akrab dipanggil Dayu itu akan berangkat kuliah di D3 Perhotelan Undhiksa, Singaraja.


     Namun, air di bak mandinya kosong dan ketika ia membuka kran, air yang diharapkan tidak mengalir. Ia pun kecewa dan memutuskan untuk tidak berangkat kuliah hari itu.

     Seorang ibu penjaga kos yang akrab dipanggil Komang (38) menuturkan, rumah kos yang disewakannya itu masih menggunakan PAM Desa. Semua rumah di Desa Baktiseraga masih belum dialiri air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Buleleng, sehingga sesekali air tidak mengalir, khususnya pagi hari.
    "Apalagi kalau kemarau begini. Airnya susah mengalir kalau pagi hari. Karena kan semua orang pada ingin mandi. Makanya malam hari baknya dipenuhi dulu biar paginya tidak bingung," kata Komang.

     Meski Desa Baktiseraga termasuk wilayah Kota Singaraja, namun lokasinya berada di pinggiran. Selain itu juga berada di dataran yang lebih tinggi dibandingkan kelurahan. PDAM pun mengaku masih belum memiliki sumber untuk mengaliri daerah tersebut.

    "Memang di Baktiseraga masih belum ada sambungan PDAM. Pengelolaannya masih ada di desa. Tapi kami bersedia membantu desa untuk memberikan bintek (bimbingan teknis) tentang pengelolaan air minum," kata Direktur Utama (Dirut) PDAM Buleleng, Made Lestariana ketika  ditemui terpisah usai upacara peringatan Ulang Tahun ke-28 PDAM Buleleng, Selasa (09/09).

    Selain itu sekarang memasuki musim kemarau panjang. Bahkan di Buleleng debit air turun sebanyak 15 sampai 20 persen. Lestariana mengungkapkan, penurunan debit air itulah yang menyebabkan beberapa daerah di Buleleng krisis air bersih, khususnya di daerah dataran tinggi.

    "Kami akui di beberapa desa masih krisis air bersih. Memang masih banyak warga yang belum mendapatkan air minum layak," kata Lestariana.

    Menyikapi hal ini, Lestariana mengaku tidak dapat berbuat banyak. Sebab, pihaknya kini masih menghadapi kendala kapasitas produksi. Menurutnya, kini peningkatan kebutuhan air minum masyarakat lebih tinggi dibandingkan peningkatan kapasitas produksi. Ini dikarenakan semakin banyaknya pertumbuhan pemukiman baru.

    "Kami hanya bisa mengelola dan melindungi agar bisa dimanfaatkan untuk pelayanan masyarakat," katanya.

     Bahkan, ia mengaku tidak dapat menjangkau daerah yang berada di daerah dataran tinggi. "Kami masih belum bisa memenuhi keinginan masyarakat yang secara teknis dan ekonomis sulit dilayanai seperti di daerah perbukitan," ujarnya. (DN~TiR).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com