Buleleng,
Dewata News.Com --
Belakangan ini, banyak petani anggur menebang pohon anggurnya dan
beralih menanam padi. Faktor penyebabnya, selain kualitas buahnya tidak sebagus
dulu, harganya juga terus mengalami penurunan. Saat ini lahan tersisa untuk
bertani anggur di Kabupaten Buleleng sebanyak 2.596 hektare. Luas lahan itu
tersebar di tiga kecamatan yang selama ini dikenal sebagai sentra penghasil
anggur.
Dari data yang sebelumnya dilansir Dinas Pertanian dan Peternakan
(Distanak) Kabupaten Buleleng tahun 2012 – 2013 lahan anggur yang
dialihfungsikan sebagai tanah pertanian dari 5.192 hektare saat ini
menjadi 3.891 hektare. Dan hasil produksinyapun terus menyusut tahun 2012
mencapai 12.374 ton menjadi 8.754 ton tahun ini. ”Penurunan lahan anggur
sangat berpengaruh terhadap turunnyaproduksi,” katanya.
Dan saat ini, menurut Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak)
Kabupaten Buleleng Nyoman Swatantra, lahan
anggur yang tersisa 2.596 hektare dengan kapasitas produksi mencapai 8.248 ton
per tahun. Jumlah tersebut tersebar di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Banjar, Kecamatan
Seririt dan Kecamatan Gerokgak.
”Luas lahan kebun anggur jenis alfonso di Kecamatan Banjar tersisa 992
hektare, Kecamatan Seririt 875 hektare dan Kecamatan Gerokgak seluas 746 hektare,”
jelasnya di Singaraja, Kamis (25/09).
Selama ini, kata Swatantra, Distannak Buleleng hanya bisa memberikan
pendampingan kepada para petani, karena pertanian anggur tersebut bersifat
swakelola. ”Pendampingan kami dengan
memberikan Bimtek, termasuk untuk mengurangi pemakaian pupuk kimia/pestisida,” jelasnya.
Tidak hanya jenis anggur alfonso, saat ini juga tengah dikembangkan
komoditi unggulan lainya, yakni anggur merah. Sedikitnya 1.000 bibit anggur
merah sudah didrop ke kelompok tani di tiga kecamatan, Gerokgak, Seririt,
dan Banjar.
”Karena tanaman ini sangat cocok dengan iklim yang ada di Buleleng, kami
mencoba mengembangkan anggur merah. Tentunya harapan anggur merah tersebut bisa
berkembang sebagai produk unggulan Buleleng ke depan,” tandasnya. (DN~TiR).—
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com