Gianyar, Dewata News. Com
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PDHI) Kabupaten Gianyar, menggelar acara diksa parisa di Kantor PHDI Kab. Gianyar (27/8). Tiga warga pasek calon Pandita yang menjalani upacara Diksa Parisa tersebut ialah Ida Bawati Pasek I Ketut Martono asal Desa Pakraman Bukit, Tampaksiring, Ida Bawati Kanjeng Daksa Kertonegoro dari Desa Peliatan, Ubud, serta Ida Bawati Pasek I Made Selir berasal dari Banjar Maniktawang, Desa Manukaya, Tampaksiring.
Ketua PHDI Kabupaten Gianyar, I Gst Agung MK Adiarta mengatakan, acara Diksa Parisa merupakan salah satu syarat formal yang harus dilalui. Sebelum seseorang melaksanakan Upacara Padiksan (Penyucian). Diksa Parisa bertujuan memeriksa kelengkapan administrasi, kesehatan fisik, dan kesiapan mental yang bersangkutan. Sebelumnya, para Calon Diksita tersebut sudah mengikuti “aguron – guron”, yaitu belajar teori dan praktek dari Guru Nabe. Sehingga nanti mampu memimpin upacara keagamaan sesuai dengan ajaran agama Hindu. Saat ini di Kabupaten Gianyar terdapat 150 Sulinggih (Wiku) yang tersebar di seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Gianyar. Rinciannya Kecamatan Sukawati (35 Wiku), Kecamatan Gianyar (32 Wiku), Kecamatan Tampaksiring (17 Wiku), Kecamatan Blahbatuh (28 Wiku), Kecamatan Ubud (24 Wiku), Kecamatan Tegalalang (5 wiku), dan Kecamatan Payangan (9 Wiku).
Sementara Bupati Gianyar dalam sambutanya dibacakan oleh Kabag Kesra I Ketut Mudana menjelaskan, mengemban amanah sebagai seorang Wiku sangat besar tanggung jawabnya. Untuk itu, seorang Wiku wajib memiliki pengetahuan yang luas tentang Catur Weda dan ajaran - ajaran agama Hindu lainnya. Ketut Mudana juga memberikan penghargaan yang tinggi kepada para Ida Bawati (calon Wiku) yang berniat meningkatkan kesucian diri. Guna mencapai kesempurnaan lahir dan batin, sesuai dengan ajaran Agama Hindu. Ia menekankan pentingnya tuntunan dari para Wiku di era globalisasi ini. Pasalnya, godaan dan tantangan yang dihadapi semakin rumit dan kompleks. Ketidakwaspadaan terhadap perkembangan sebuah era rentan menjerumuskan umat ke arah perilaku menyimpang dari ajaran agama, maupun adat istiadat yang sudah diwariskan oleh para leluhur.”Swadharma seorang Wiku adalah memberi bimbingan umat untuk selalu berperilaku baik dalam kehidupan.”Kata Ketut Mudana.
Tampak hadir dalam acara tersebut diantaranya Ratu Peranda Nabe, Ketua DRPD Kabupaten Gianyar, Perwakilan Kantor Kementrian Agama Kabupaten Gianyar, MMDP Kabupaten Gianyar, Pengurus PHDI Kabupaten Gianyar, Camat Ubud dan Tampakasiring. (DN - HUM)
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com