Hadapi PDIP di DPRD, Golkar-Demokrat-Gerindra Berkoalisi - Dewata News

Breaking News

Gold Ads (1170 x 350)

8/31/14

Hadapi PDIP di DPRD, Golkar-Demokrat-Gerindra Berkoalisi


                                                           
Buleleng, Dewata News.Com Perebutan jabatan Ketua Komisi dan Alat Lelengkapan DPRD Buleleng 2014-2019 dipastikan bakal berlangsung seru. Pasalnya, tiga fraksi besar yakni Golkar, Demokrat, dan Gerindra justru membangun Koalisi Permanen untuk menghadapi Fraksi PDIP. Dengan kuasai 19 kursi dari total 45 kursi parlemen, tiga parpol ini punya kekuatan untuk menggagalkan ambisi PDIP sapu jabatan di DPRD Buleleng hasil Pileg 2014.

     Koalisi Permamen Golkar-Demokrat-Gerindra untuk DPRD Buleleng 2014-2019 ini sudah terbentuk melalui pertemuan para pimpinan parpol yang digelar di Hongkong Garden Restaurant kawasan Thopati, Denpasar Timur, pada hari Selasa (26/08) malam. Pimpinan ketiga parpol hadir langsung dalam pertemuan malam itu, masing-masing Ketua DPD Golkar Buleleng Nyoman Sugawa Korry, Ketua DPC Demokrat Buleleng Ni Luh Gede Herryani, dan Ketua DPC Gerindra Buleleng Jro Nyoman Ray Yusha.

    Pimpinan ketiga parpol ini sepakat membangun Koalisi Permanen dan siap menjadi penyeimbang roda pemerintahan di Buleleng. “Koalisi Permanen Golkar-Gerindra-Demokrat targetkan merebut minimal 2 dari 4 jatah Ketua Komisi DPRD Buleleng 2014-2019, selain juga membidik posisi Ketua Badan Legislasi (Baleg) dan Ketua Badan Kehormatan (BH) Dewan,” ujar sumber Dewata News.Com  di Singaraja, Minggu (31/08).
 
   Dengan membangun Koalisi Permanen, Golkar-Demokrat-Gerindra memang memiliki kekuatan 19 kursi atau 42,22 persen dari total 45 kursi DPRD Buleleng 2014-2019, dengan rincian, 7 kursi milik Golkar, 6 kursi milik Gerindra, dan 6 kursi milik Demokrat.
 
   Berdasar hasil Pileg 2014, ada 7 parpol yang meraih kursi di DPRD Buleleng 2014-2019. PDIP tetap sebagai pemegang suara mayoritas dengan mendominasi 15 kursi DPRD Buleleng. Mitra koalisi PDIP di tingkat pusat, yakni Hanura, juga sukses meraih 6 kursi DPRD Buleleng 2014-2019. Mitra koalisi PDIP lainnya, Partai NasDem, juga kebagian 4 kursi DPRD Buleleng 2014-2019. Sedangkan 1 kursi Dewan lagi milik PPP.

    Jika mengacu ke Koalisi Permanen Merah Putih (tingkat pusat), maka PPP seharusnya gabung ke barisan Golkar-Demokrat-Gerindra di DPRD Buleleng 2014-2019. Sedangkan Hanura dan NasDem logikanya gabung ke barisan PDIP di DPRD Buleleng hasil Pileg 2014. Maka, perimbangan kekuatan antara kubu PDIP-Hanura-NasDem vs kubu Golkar-Gerindra-Demokrat di Buleleng adalah 25 kursi banding 20 kursi parlemen.
                                                                    
    Berdasarkan suara parpol hasil Pileg 2014, Fraksi PDIP selaku jawara sudah pasti kebagian jatah jabatan Ketua DPRD Buleleng 2014-2019. Jabatan Ketua Dewan hampir dipastikan jatuh ke tangan Gede Supriatna yang saat ini menjadi Ketua Sementara. Politisi asal Tejakula yang kini menduduki posisi Sekretaris DPC PDIP Buleleng ini, didampingi Ketut Susila Umbara dari Fraksi Partai Golkar sebagai Pimpinan Sementara DPRD Buleleng.

 .
    Sedangkan tiga jabatan Wakil Ketua DPRD Buleleng 2014-2019 masing-masing direbut Fraksi Golkar, Fraksi Demokrat, dan Fraksi Hanura. Sebaliknya, Fraksi Gerindra tidak berhak dapat jatah jabatan Wakil Ketua Dewan, meskipun meraih 6 kursi parlemen, karena suara partainya kalah dari Demokrat dan Hanura.

    Kendati tak dapat jabatan Wakil Ketua Dewan, Fraksi Gerindra kini gabung dengan Golkar dan Demokrat dalam berjuang berebut posisi Ketua Komisi maupun Ketua Baled dan Ketua BH DPRD Buleleng 2014-2019.

   Terbentuknya Koalisi Permanen ini kabarnya digalang oleh Golkar, karena mereka disebut-sebut kecewa sikap PDIP, karena Golkar menginginkan agar pembagian jatah jabatan Alat Kelengkapan Dewan itu dibagi rata dengan masing-masing fraksi.

    Seperti diketahui, di DPRD Buleleng 2014-2019 terbentuk 6 fraksi, yakni Fraksi PDIP, Fraksi Golkar, Fraksi Demokrat, Fraksi Hanura, Fraksi Gerindra, dan Fraksi NasDem. Golkar berharap seluruh fraksi bisa mendapatkan jatah satu jabatan Alat Kelengkapan Dewan, yang terdiri dari 4 Ketua Komisi, 1 Ketua Baleg, dan 1 Ketua BH.

   Namun, PDIP selaku pemegang suara mayoritas justru menolak keinginan Golkar untuk berbagi jabatan secara merata. Konon, PDIP tidak terima dan tak rela, karena merasa sebagai parpol dengan peraih suara terbanyak, justru hanya mendapatkan jatah 1 jabatan Kelengkapan Dewan, selain posisi Ketua DPRD Buleleng 2014-2019.
   




      Sementara itu, baik Sugawa Korry (nakhoda Golkar), Luh De Herryani (nakhoda Demokrat), maupun Jro Ray Yusha tidak menampik adanya pertemuan di Hongkong Garden Restaurant Denpasar, yang menyepakati terbangunnya Koalisi Permanen untuk DPRD Buleleng 2014-2019. “Kami sudah mendapat restu dari induk partai masing-masing, terkait Koalisi Permanen ini,” ungkap Sugawa Korry saat dikonfirmasi via telpon seluler.

 
    Menurut Sugawa Korry, Koalisi Permanen yang dibangun ini didasarkan atas kebersamaan untuk membangun Buleleng ke depan. “Di samping itu, kami juga memiliki kesamaan pandang dalam pembangunan Buleleng, sehingga putuskan menjadi penyeimbang roda pemerintahan di Bumi Panji Sakti,” ujar Sugawa Korry yang kembali terpilih menjadi anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Buleleng hasil Pileg 2014.

    Hal ini juga dibenarkan Jro Ray Yusha. “Pertama, kami punya kesemaaan ingin membangun Buleleng. Jadi, kebersamaan ini adalah wujud kami bagaimana membangun Buleleng ke depan,” tegas Ray Yusha.

   Koalisi Permanen yang dibangun Golkar-Demokrat-Gerindra mempunyai target bisa menguasai 2 dari 4 jabatan Ketua Komisi di DPRD Buleleng 2014-2019, serta meraih salah satu dari jabatan Ketua Baleg dan Ketua BH DPRD Buleleng. Alasannya, dengan menduduki dua Komisi dan Baleg atau BK, mereka otomatis bisa menjadi penyeimbang roda pemerintahan di Buleleng. “Ya, paling tidak harus kita rebut dua Komisi,” tegas Sugawa Korry.

   Di sisi lain, PDIP juga sudah lebih awal bergerak untuk membangun koalisi dalam perebutan jatah jabatan Ketua Komisi dan Alat Kelengkapan DPRD Buleleng 2014-2019. Kabarnya, PDIP telah mendekati Hanura (pemilik 6 kursi parlemen) dan NasDem (pemilik 4 kursi parlemen) untuk bergabung. Bahkan, PPP (pemilik 1 kursi parlemen) yang seharusnya gabung ke Golkar jika mengacu koalisi nasional, juga telah resmi bergabung pada Fraksi PDIP di Buleleng. ”Dengan masuknya PPP bergabung ini, maka PDIP buyarkan ambisi Golkar cs,” ujar sumber lain.

     Ketua Fraksi PDIP DPRD Buleleng 2014-2019, Ni Kadek Turkini juga mengakui, pihaknya telah melakukan pendekatan dengan parpol-parpol terutama Hanura dan NasDem, untuk diajak berkoalisi. Hanya saja, kata Kadek Turkini, sejauh ini belum ada keputusan.
               

    “Ya, semua parpol kita ajak berkomunikasi. Tapi, itu kan kita kembalikan kepada masing-masing. Dari kami juga belum ada. Kemungkinan nanti koalisi kami seperti di tingkat pusat (Pilres 2014, di mana PDIP bersanding dengan Hanura-NasDem, Red),” ujar Kadek Turkini.

     Srikandi yang notabene Bendahara DPC PDIP Buleleng saat dikonfirmasi Dewata News.Com  secara terpisah di Singaraja, Minggu (31/08) menyatakan tidak risau dengan gerakan Golkar, Demokrat, dan Gerindra yang telah sepakat membangun Koalisi Permanen untuk menjadi penyeimbang pemerintahan di Buleleng. (DN~TiR).—

No comments:

Post a Comment

Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.

Terimakasih
www.dewatanews.com