Buleleng, Dewata News. Com
Air sanih atau yang biasa di sebut oleh masyarakat sekitar dengan naama yeh sanih adalah sebuah tempat wisata yang terletak sekitar kurang lebih 17 kilometer dari arah kota Singaraja , tepatnya di Desa Bukti Dusun Sanih , Kecamatan Kubutambahan , Kabupaten Singaraja , Provinsi Bali .
Tempat ini merupakan objek wisata yang di gunakan sebagai tempat pemandian atau kolam renang alami yang mempunyai sumber mata air sendiri . Sejak tahun 1930 air sanih atau yeh sanih sudah mulai terkenal sebagai objek wisata bagi penduduk lokal . Uniknya lagi objek wisata air sanih ini letaknya di kelilingi oleh pantai yang seharusnya menyebabkan sumber mata air tersebut bukan air tawar melainkan adalah air asin . Menurut kepercayaan masyarakat setempat , bahwa sumber mata air ini berasal dari aliran sungai bawah tanah yang diperkirakan mengalir dari Danau Batur yang letaknya ratusan kilometer dari lokasi wisata ini .
Sumber mata air ini berada di sebelah pojok tenggara kolam renang . Menurut cerita dari masyarakat setempat, objek wisata ini digunankan sebagai tempat pemandian pasangan muda-mudi agar hubungan mereka semakin langgeng . Di tempat wisata air sanih ini memiliki dua kolam , yang satu merupakan kolam untuk dewasa dan yang satu lagi merupakan kolam untuk anak – anak yang tingginya 1 meter , dekat dengan tempat penitipan barang . Wisata air sanih mempunyai suasana alam yang sangat asri , airnya yang jernih , kondisi air sanih yang hijau , dan lokasi air sanih yang jauh dari keramaian akan membuat anda merasa sangat nyaman dan sangat rileks saat berada di pemandian air sanih ini .
Belum lama ini, Pemerintah Kabupaten Buleleng membangun proyek, semacam ”Water Boom” di Air Sanih, namun kenyataan dilapangan dapat kita temukan hanya Kolam Arus yang dibangun dan itupun tidak sesuai dengan rencana awal sehingga keberadaannya menjadi mubasir dan terbengkalai. Proyek tersebut harus mengorbankan kolam khusus anak-anak, taman, dan juga kolam ikan yang sudah ada sejak dari awal.
Dari awal pengerjaan proyek tersebut sudah bermasalah, diantaranya waktu pengerjaan yang molor dari perjanjian, tidak sesuai dengan master plan dan hingga sampai saat ini belum dilaksanakan serah terima . Proyek tersebut kini terlihat seperti saluran air atau got karena kondisinya sudah rusak di beberapa bagiannya. Terlebih lagi kolam tersebut malah tidak berfungsi seperti namanya "Kolam Arus" karena hampir jarang di fungsikan keberadaanya.
Pada berita sebelumnya, dari ”Penglisir” di Yeh Sanih, Desa Bukti mengisyaratkan, pentingnya Pemerintah Kabupaten Buleleng mempertimbangkan kembali. Karena, selain secara sekala-niskala mencemari kawasan Air Sanih, kawasan ini akan menjadi tempat yang gaduh, tidak lagi menjadi tempat yang hening (sah-nih, air ening). Karena diyakini pula, setiap insan datang ke Air Sanih pastilah mereka ingin mencari keheningin.
Dikhawatirkan, secara niskala air di Yeh Sanih sini akan tercemar, tinggal menunggu waktu untuk kehilangan sesuatu yang berharga, "air hidup" itu sendiri. Disisi lain pula, dimohon agar perawatan Yeh Sanih dikembalikan kepada desa adat, karena Yeh Sanih tidak menginginkan kolam beton yg mengganti ”pesiraman taman alit”.
Di jejaring sosial , beberapa masyarakat asli Air Sanih mulai memperbincangkan hal ini seperti postingan pemilik akun facebook Gede Sukajiwa dalam postingannya mengatakan kalau kondisi kolam arus deras yang ada di Air Sanih telah menimbulkan banyak korban luka-luka akibat tergores lantai yang kini kondisinya sudah rusak.
Lebih lanjut, Menurut laporan Pengelola, melalui Kelian Adat sudah berulang kali melaporkan hal ini kepada Bupati. Pengelola ingin untuk memperbaiki, tapi belum diperbolehkan karena itu proyek Pemda yang belum diserah terimakan. Terlebih lagi, jika Pengelola hendak meminta pertanggungjawaban pemborong juga tidak mempunyai kewenangan karna itu proyek Pemda Buleleng.
"Oleh karenanya, melalui media sosial ini kami berharap kepada siapapun yang merasa punya andil dalam proyek yang diawali dengan kontroversi ini untuk bisa memberi solusi" ujar Gede Sukajiwa.
Masyarakat yang datangpun memberikan saran agar kolam arus tersebut ditutup, karena alasan keamanan dan kenyamanan untuk mengantisipasi korban lebih banyak lagi.
No comments:
Post a Comment
Redaksi DEWATA NEWS menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan di DEWATA NEWS . Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Pembaca berhak melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. Redaksi DEWATA NEWS akan menilai laporan dan berhak memberi peringatan dan menutup akses terhadap pemberi komentar.
Terimakasih
www.dewatanews.com